Akbar: Dana Golkar ke Wiranto Cuma Rp 3,5 M [24/06/04]
Ketua Umum DPP Partai Golkar Akbar Tandjung mengakui dana sumbangan dari partainya ke tim kampanye pasangan calon presiden Wiranto-Salahuddin sepengetahuannya hanya Rp 3,5 miliar. Ini, katanya, disumbangkan ke rekening khusus dana kampanye calon presiden yang diserahkan ke Komisi Pemilihan Umum sebagai saldo awal. Itu dana DPP Golkar ke Pak Wiranto yang saya tahu, katanya tadi malam.
Akbar mengaku belum mengetahui kemungkinan adanya penambahan sumbangan baru dari partainya ke Wiranto. Saya akan cek ke bendahara partai soal ini, katanya. Menurut dia, seandainya sampai ada penambahan baru, ia memastikan itu melalui mekanisme tim kampanye Wiranto langsung. Baik lewat sumbangan perorangan atau perusahaan.
Ketika dikaitkan dengan pernyataan DPP seusai pemilu legislatif yang menyebut Golkar banyak mengeluarkan dana hingga cukup menguras keuangan partai, Akbar tak mengelak. Bahkan, katanya, ada sebagian pembayaran yang sempat tak bisa dipenuhi saat itu. Tapi terakhir sudah diselesaikan, katanya seraya meminta Koran Tempo mencari konfirmasi ke Bendahara Golkar M.S. Hidayat. Saya belum sempat ketemu beliau, sebab ia masih sibuk di Kadin.
Ketika dimintai konfirmasi soal dana sumbangan Golkar itu, Hidayat juga mengaku belum mengetahui detail sumbangan dari Golkar ke tim sukses Wiranto. Menurut dia, saat dihubungi melalui telepon tadi malam, yang lebih tahu adalah Setya Novanto, Wakil Bendahara Golkar. Novanto sendiri hingga berita ini diturunkan belum bisa dihubungi.
Akbar dan Hidayat dimintai konfirmasi setelah muncul kontroversi atas dana kampanye Wiranto. Kontroversi ini mengemuka dari pernyataan Ketua Dewan Syura Partai Kebangkitan Bangsa KH Abdurrahman Wahid saat berbicara dengan sejumlah anggota legislatif partainya asal Jawa Timur di Graha Astra Nawa, Surabaya, Sabtu pekan lalu. Ketika itu, ia menyatakan, dirinya tak mungkin memberikan dukungan konkret kepada Wiranto dan Salahuddin. Ia mengatakan itu merespon pernyataan Akbar beberapa hari sebelumnya di Jakarta yang meminta bukti dukungan konkret Wahid terhadap proses pencalonan Wiranto-Salahuddin.
Wahid malah balik menuding justru Ketua Umum Partai Golkar itu yang tak berbuat apa-apa bagi pasangan calon presidennya sendiri. Dia sendiri bagaimana? DPP Golkar nggak dukung apa-apa. Melok kluyar-kluyur (ikut pergi kemana-mana) Wiranto, tapi nggak pernah mau membiayai. Apa itu konkret namanya? katanya. Ia lantas mengatakan, Jika Golkar tak mengucurkan dana, kita siap mencarikan.
Pernyataan Wahid itu mengejutkan, sebab berdasarkan Laporan Sumbangan Dana Kampanye yang diserahkan tim kampanye calon presiden dan wakil presiden Partai Golkar ke KPU pada 31 Mei, jumlah dana kampanye Wiranto-Salahuddin ada Rp 49,49 miliar. Dalam laporan yang pengantarnya ditandatangani Rully Chairul Azwar, sekretaris tim, tercatat angka Rp 30 miliar pada pos sumbangan partai politik. Dalam lembar keterangan asal penyumbang, tertulis penyumbangnya adalah Partai Golkar. Dana dari Wiranto sendiri berjumlah Rp 3,75 miliar.
Masih berdasar laporan yang sama, yang ditandatangani bendahara tim kampanye Wiranto-Salahuddin, Beni prananto, jumlah dana terbesar kedua justru berasal dari sumbangan yang nominalnya di bawah Rp 5 juta. Pada kategori ini, jumlah sumbangan mencapai Rp 12,93 miliar. Bandingkan dengan sumbangan di atas Rp 5 juta, untuk perorangan hanya sebesar Rp 2,07 miliar. Sedangkan sumbangan di atas Rp 5 juta dari lembaga cuma Rp 735,5 juta.
Ketua DPP Partai Golkar Mahadi Sinambela, ketika dimintai konfirmasi soal dana sumbangan dari Golkar itu mengaku tidak tahu-menahu. Tanyakan ke Slamet, Rully, atau bendahara, katanya kepada Tempo News Room melalui telepon tadi malam. Ketika dimintai konfirmasi soal sumbangan Golkar ke Wiranto yang mencapai Rp 30 miliar, ia juga mengaku tidak tahu. Namun, Setahu saya Partai Golkar tidak punya uang. Apalagi sebesar itu, katanya.
Sehari sebelumnya, ketua tim Kampanye Wiranto-Salahuddin, Slamet Effendi Yusuf, membantah kabar bahwa sumbangan dana kampanye Wiranto sesungguhnya tak berasal dari Golkar. Ia akui ada sumbangan dari pendukung Golkar, pendukung Wiranto-Salahuddin, juga dari kantong Wiranto sendiri. Namun, menurut dia, dana terbesar tetap berasal dari Partai Golkar. sutarto/edy can/wahyu dhiyatmika-tnr
Sumber: Koran Tempo, 24 Juni 2004