Anggota DPRD Sumbawa Barat Kunjungi ICW
Sejumlah 11 anggota DPRD Sumbawa Barat yang tergabung dalama Panitia Khusus (Pansus) Konsentrat PT Newmont Nusa Tenggara Barat, melakukan kunjungan kerja ke sekretariat Indonesia Corruption Watch (ICW), Jumat (27/5/2011). Pansus berdiskusi mengenai sistem kontrak karya divestasi PT Newmont di Sumbawa Barat.
Salah seorang anggota DPRD, M Saleh, yang ditemui usai diskusi mengatakan, Pansus ini dibentuk untuk menelusuri indikasi kecurangan yang menyebabkan kerugian negara. PT Newmont NTB ditengarai tidak jujur dalam melaporkan kandungan konsentrat sehingga nilai penerimaan negara dari Dana Bagi Hasil (DBH) dan sewa lahan (landrent) tidak maksimal. "Kami mencoba mencari data dari pusat, ICW dan Kementerian ESDM, serta akan melakukan investigasi di daerah," kata Saleh.
Koordinator Divisi Monitoring dan Analisis Anggaran ICW, Firdaus Ilyas, mengatakan, kekurangan penerimaan negara terjadi karena tarif royalti yang digunakan oleh Newmont terlalu rendah, khususnya untuk tembaga. Dimana acuan tarif royalti tembaga yang digunakan adalah Keputusan Dirjen Pertambangan Umum tanggal 24 Februari 2000.
Surat keputusan Dirjen itu, juga tidak sejalan dengan Peraturan Pemerintah No 13 tahun 2000 tanggal 23 Februari 2000 dan PP no 45 tahun 2003, yang menetapkan tarif royakti tembaga sebenar 4 persen dari harga penjualan.
Tarif royalti yang terlalu rendah, semakin diperparah dengan dugaan mark-down nilai penjualan mineral hasil ekstraktif. Harga penjualan yang dijadikan patokan perhitungan royalti seringkali lebih rendah dibanding harga pasar. Dari perhitungan ICW, kekurangan penerimaan negara akibat pembayaran royalti yang tidak sesuai selama periode 2004-2010 sebesar 237,4 juta dolar AS.
Selain itu, biaya sewa lahan (landrent) senilai 3 AS dolar perhektar lahan juga tidak sebanding dengan dampak ekologis yang disebabkan oleh pertambangan. "Penerimaan negara yang hanya 3 dolar perhektar, tidak sebanding dengan kerusakan hutan, banjir, dan pencemaran lingkungan yang berdampak buruk terhadap masyarakat sumbawa," tukas Firdaus. Farodlilah