Antasari: Saya Tidak Terlibat; Tersangka Kenal Antasari Azhar

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Antasari Azhar, Kamis (30/4) malam, menyangkal terlibat dalam kasus pembunuhan Nasrudin, Direktur PT Rajawali Putra Banjaran, pada 14 Maret lalu. Ia juga menegaskan, sampai semalam dirinya belum pernah dimintai keterangan polisi terkait dengan kasus tersebut.

Antasari yang dicegat wartawan di pintu masuk Perumahan Giriloka II Bumi Serpong Damai sekitar pukul 22.30 menyatakan baru pulang dari kantornya.

”Saya sudah mendengar, membaca SMS, dan berita di internet yang sangat vulgar. Saya menyerahkan ke proses hukum yang berlaku. Dari lubuk hati paling dalam saya menyampaikan, SMS yang saya terima semua itu tidak benar,” kata Antasari.

Antasari mengaku kenal dengan Nasrudin. ”Kalau saya dibilang tidak kenal, itu bohong karena fakta hukum saya harus melindungi mereka yang menyampaikan info kepada KPK. Nasrudin termasuk orang yang sering memberikan info,” tuturnya.

Oleh sebab itu, ia kaget dikaitkan dengan kasus pembunuhan Nasrudin. Korban adalah saksi kasus dugaan korupsi di PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dan justru KPK selama ini melindunginya. Antasari menyatakan dirinya bersedia diperiksa polisi terkait dengan kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen.

Ditanya tentang hubungannya dengan Sigit Haryo, Antasari mengatakan, pihaknya pernah menerima tawaran dari harian Merdeka untuk membuat kerja sama rubrik KPK. Antasari membantah sekali lagi bahwa ia kabur ke Australia dan ditangkap.

Sementara itu, Kepala Polri Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri, Kamis pagi, mengungkapkan, pembunuh Nasrudin menggunakan senjata organik ilegal. ”Pelaku operator lapangan dan pelaku eksekutor dengan BB (barang bukti) lengkap, senjata api, dan dua kendaraan, mobil dan motor, dan sampai ke atas, pengusahanya, dan lain-lain, sudah tertangkap,” kata Bambang.

Menurut Bambang, satu dari sembilan tersangka yang ditangkap adalah pengusaha media massa nasional berisinial SH. Ia diduga membiayai rencana pembunuhan Nasrudin.

Pejabat negara
Kepala Badan Reserse Kriminal Markas Besar Polri Komisaris Jenderal Susno Duadji menambahkan, dugaan sementara, pembunuhan berlatar belakang pribadi.

Menurut Susno, masih ada dua tersangka lagi yang belum ditangkap. ”Masih ada missing link. Masih ada yang belum nyambung sedikit lagi. Ada yang belum ditangkap,” kata Susno.

Susno tidak membantah ketika ditanyakan adanya keterlibatan pejabat tinggi negara dalam kasus tersebut. Susno menjawab singkat, ”Ya, tidak terlalu tinggi. Bagi penyidik, itu enggak terlalu tinggi.”

Susno membantah bahwa kasus pembunuhan ini berlatar belakang asmara. ”Kami tidak mengarah ke asmara. Yang penting kasus pembunuhannya dulu,” kata Susno.

Ketika ditanya lagi apakah benar ada mantan kepala polres yang juga terlibat dari angkatan 1984, Susno menjawab, ”Kami tidak melihat pekerjaannya.”

Sesuai dengan prosedur
Umar Husin, kuasa hukum Sigit Haryo, Komisaris Utama PT Pers Indonesia Merdeka (PIM), yang dihubungi terpisah, mengakui, kliennya ditangkap polisi di rumahnya di kawasan Jalan Patiunus, Jakarta Selatan, Selasa pukul 12.30.

”Dalam surat penangkapan tersebut, klien saya dituduh terlibat pembunuhan Nasrudin,” ungkap Umar.

Direktur PT Rajawali Putra Banjaran Nasrudin dibunuh seusai bermain golf di Lapangan Golf Modern, Tangerang. Ia dibunuh saat duduk di kursi kiri belakang mobil BMW, dekat Danau Modernland, Cikokol, Tangerang Kota, 14 Maret 2009 sekitar pukul 14.00. Korban ditembak dua kali oleh dua orang yang naik Yamaha Scorpio.

Peluru mengenai jendela pintu belakang mobil, lalu menembus pelipis kiri korban. Korban lalu dilarikan ke Rumah Sakit Mayapada. Pada 15 Maret 2009 pukul 12.05, korban dipindahkan ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto, Jakarta Pusat, dan mengembuskan napas terakhir.

Dekat dengan Antasari
Pemimpin Umum Portal dan Harian Merdeka Mulyana W Kusumah yang ditemui di ruang kerjanya, kemarin, menambahkan, Sigit tak lagi datang ke kantor sejak hari Rabu. ”Biasanya beliau tiba di kantor setiap hari pada pukul 10.00,” ujarnya.

Bonie Hargens, Direktur Pusat Pengkajian Strategi PT PIM, kepada wartawan di Polda Metro Jaya kemarin mengakui Sigit memang dikenal dekat dengan Ketua KPK karena keduanya pernah membuat iklan bersama.

Dalam rumor yang dibantah oleh Antasari, disebut-sebut Antasari dan Sigit terkait dengan kasus pembunuhan Nasrudin.

Bahwa Sigit disebut-sebut memberikan sejumlah uang kepada seseorang yang kemudian didakwa sebagai pembunuh Nasrudin, Bonie mengatakan, polisi tak bisa menahan Sigit hanya karena ia memberikan bantuan dana kepada orang yang terlibat kasus kriminal. ”Seharusnya yang punya tujuanlah yang ditahan. Kalau ia (Sigit) tak punya motif, jangan ditahan,” tukas Boni.

Di tempat lain, Boyamin Saiman, anggota tim advokasi keluarga Nasrudin, berharap agar polisi mengungkap tuntas kasus ini. Alasannya, SH bukan tokoh kunci sebab SH tidak mempunyai kepentingan langsung dengan Nasrudin. ”Otak pembunuhan adalah salah seorang pejabat tinggi negara,” ujar Boyamin.

Dugaan ini muncul karena sekitar lima hari sebelum Nasrudin dibunuh, pejabat tinggi berinisial AA itu mengancam Nasrudin agar berhati-hati. (KSP/NWO/SF/WIN)

Sumber: Kompas, 1 Mei 2009

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan