Anthony Klaim Jadikan Burhanuddin Gubernur

Ia Mengaku Perkenalkan Burhanuddin dengan Paskah

Anggota DPR Anthony Zeidra Abidin pernah mengingatkan Burhanuddin Abdullah soal jasanya sampai Burhanuddin terpilih menjadi Gubernur Bank Indonesia. Anthony mengingatkan Burhanuddin bahwa dirinya yang memperkenalkan Burhanuddin kepada Paskah Suzetta yang saat itu menjabat sebagai Ketua Komisi IX DPR.

Hal itu diungkapkan mantan Direktur Pengawasan Internal Bank Indonesia Lukman Bunyamin di Pengadilan Khusus Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (1/9). Lukman menjadi saksi bagi dua terdakwa pejabat BI, yaitu Oey Hoey Tiong dan Rusli Simanjuntak.

Lukman menjelaskan, Anthony Zeidra Abidin pernah mendatangi Burhanuddin di Kantor BI. Anthony terlihat marah.

Jaksa Agus Salim menanyakan kebenaran isi berita acara pemeriksaan (BAP). ”Di dalam BAP, Saudara mengatakan, ’Di dalam pertemuan itu, Anthony sambil marah mengatakan kepada Burhanuddin Abdullah, Anda bisa menjadi Gubernur BI berkat saya juga. Saya yang mempertemukan Anda dengan Paskah.’ Apakah keterangan ini benar?” tanya Agus.

Lukman menjawab, ”Benar. Iya itu keterangannya.”

Menurut Lukman, ia pernah diajak Burhanuddin bertemu Ketua BPK Anwar Nasution di Kantor BPK. Di dalam pertemuan itu, Anwar Nasution didampingi oleh Sukoyo, auditor utama BPK. Di dalam pertemuan tersebut dibahas soal kemungkinan penyelesaian uang Yayasan Pengembangan Perbankan Indonesia (YPPI).

Namun, menurut Lukman, Ketua BPK Anwar Nasution tidak memberikan solusi. ”Di dalam catatan saya, Ketua BPK mengatakan pertanyaan yang sama yang pernah ditanyakan oleh Oey Hoey Tiong. Seperti biasa, Ketua BPK mengeluarkan jawaban mengambang. Dia mengatakan, penyelesaian harus dapat diterima dari sudut pandang hukum dan akuntansi sehingga penyelesaian aman,” kata Lukman.

Lukman juga menyebutkan pernah ada pertemuan antara Paskah Suzetta, Burhanuddin, dan Anwar Nasution. Pada pertemuan itu, Paskah menanyakan bagaimana jalan keluar dari masalah dana YPPI. ”Saya tidak ingat Pak Burhanuddin mengatakan apa. Kalau Pak Anwar jawabannya selalu ngambang, intinya Pak Anwar tidak memberikan jalan keluar,” katanya.

Pada pertemuan di Hotel Dharmawangsa, ada permintaan dari Wakil Ketua BPK Abdullah Zaini agar BI mengembalikan dana YPPI. Burhanuddin mengatakan tidak mungkin diambilkan dari dana BI karena akan menimbulkan masalah baru. ”Lalu muncul tiga opsi penyelesaian, yaitu mengembalikan dana YPPI, mengompensasi dengan tanah BI yang di Kemang, dan membuat pengakuan utang,” kata Lukman.

Saat ditanya ide tersebut muncul dari mana, Lukman mengatakan bahwa sebelumnya sudah ada pertemuan dengan BPK.

Dari hasil pertemuan-pertemuan itu, kata Lukman, ia membuat tujuh risalah, termasuk soal penyelesaian uang YPPI. Kemudian risalah itu dikirimkan ke BPK, tetapi dari Juni hingga Desember 2006 tidak ada jawaban.

”Baru datang surat dari Pak Anwar 8 Desember 2006. Disebutkan di dalam surat tersebut bahwa catatan-catatan yang dibuat tersebut (tujuh risalah) adalah imajinasi dari si pembuatnya. Saya sangat marah mendengar itu. Saya lalu kirim SMS ke Pak Anwar, saya katakan, kalau saya tidak berbohong, berarti Bapak yang berbohong. Namun, SMS itu tidak dijawab oleh Pak Anwar,” kata Lukman. (VIN)

Sumber: Kompas, 2 September 2008

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan