Badan Kehormatan DPR Segera Periksa Nazaruddin
Badan Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat akan memeriksa Muhammad Nazaruddin, Kamis besok. Pemeriksaan ini terkait, antara lain, dengan dugaan keterlibatan Nazaruddin dalam kasus suap wisma atlet SEA Games yang membuatnya dicopot dari posisi Bendahara Umum Partai Demokrat pada Senin malam lalu.
"Kemarin (Senin lalu) sudah dikirim surat pemanggilan dan Kamis nanti mereka akan bertemu," kata Wakil Ketua DPR Pramono Anung di Jakarta kemarin.
Kendati dipecat dari jabatan di partai, ia belum ditarik dari DPR. Sebelumnya, Fraksi Demokrat hanya menggesernya dari Komisi III bidang hukum ke Komisi VII bidang energi.
Menurut Pramono, Badan Kehormatan DPR perlu memeriksa Nazaruddin karena sudah menjadi kewenangan badan itu memanggil anggota DPR jika terjadi masalah yang menyangkut domain publik.
Adapun Badan Kehormatan menyatakan baru akan mengumpulkan bukti awal sebelum bertatap muka dengan Nazaruddin. "Dua atau tiga hari ini segera dibawa ke rapat Konsidering BK," kata Nudirman Munir, Wakil Ketua Badan Kehormatan.
Nudirman mengatakan kasus Nazaruddin bukan bersifat aduan. Karena itu, BK proaktif mengumpulkan bukti dari Kamaruddin Simanjuntak, bekas pengacara tersangka kasus wisma atlet SEA Games, Mindo Rosalina; Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud Md.; dan Sekretaris Jenderal Mahkamah Konstitusi Janedjri M. Gaffar.
Menurut Nudirman, apa pun keputusan badan itu akan diambil untuk menjaga citra, kehormatan, dan martabat parlemen, karena DPR tidak main-main dengan kesalahan anggotanya. "BK berjalan sesuai terus kode etik dan tata beracara yang sudah disepakati. Cukup setengah tambah satu buat ambil keputusan," katanya.
Adapun para pemimpin DPR belum mengambil sikap atas keputusan Demokrat. "Nanti kita bicarakan di rapat pimpinan, mungkin minggu depan," kata Ketua DPR Marzuki Alie kemarin.
Sebelum nasibnya diputuskan oleh partai pada Senin malam, sore harinya Nazaruddin dan Soetan Batugana menemui Marzuki di lantai 3 gedung Nusantara III DPR. Ditanya soal pertemuan itu, Marzuki mengatakan Nazaruddin hanya bercerita dan mencurahkan isi hati. KARTIKA CANDRA | ALWAN RIDHA RAMDANI | MUNAWWAROH
Sumber: Koran Tempo, 25 Mei 2011