Badan Kehormatan Panggil Panda Nababan
Semua yang dipanggil membantah keterangan Agus Condro.
Ketua Badan Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat M. Irsyad Sudiro menegaskan institusinya segera meminta keterangan anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Panda Nababan, terkait dengan pengakuan Agus Condro. Sebelumnya, rekan Panda satu fraksi itu mengaku menerima uang Rp 500 juta setelah partainya ikut meloloskan Miranda Swaray Goeltom sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia.
"Orang yang disebut itu akan kami panggil," kata Irsyad Sudiro kepada Tempo kemarin. "Jumat nanti Badan Kehormatan akan berkonsultasi dengan pimpinan DPR untuk menindaklanjuti."
Dalam pengakuannya, Agus menyebut nama Panda Nababan yang memimpin pertemuan antara Fraksi PDI Perjuangan dan Miranda Goeltom di Hotel Dharmawangsa. Pertemuan yang dihadiri 10-11 anggota fraksi itu dilakukan beberapa hari sebelum pemilihan pada 8 Juni 2004. "Yang memimpin pertemuan adalah Bang Panda," katanya.
Komisi Pemberantasan Korupsi juga menyatakan akan mempelajari keterangan dan laporan Agus Condro yang menyebut beberapa nama dalam pertemuan tersebut. "Yang perlu kami lakukan adalah memperkuat informasi untuk KPK melakukan penyelidikan," ujar juru bicara KPK, Johan Budi S.P. Agus memberikan keterangan kepada KPK pada Selasa lalu.
Johan menegaskan, KPK sudah meminta Agus melengkapi keterangannya dengan penjelasan dan fakta-fakta lain, seperti kronologi kejadian dan sebagainya. KPK tidak memberikan batas waktu kepada Agus.
Panda Nababan kemarin membantah tudingan Agus. "Itu tidak benar. Semuanya rekayasa," kata Panda tentang cerita Agus mengenai pertemuan di Hotel Dharmawangsa. Saat pemilihan Deputi Gubernur Senior BI itu digelar, Panda mengaku belum bergabung di Komisi Keuangan dan Perbankan DPR. Karena itu, katanya, ia tidak berkepentingan terhadap pemilihan Miranda.
Panda juga menegaskan, tidak menerima uang dari Miranda. "Dia (Agus) sutradaranya, dia yang menentukan siapa menerima dan siapa tidak," kata Panda. "Sudahlah, suka-suka dia. Capek kalau diladeni," ujarnya lagi sambil tertawa. Ia lalu mengatakan Agus bukanlah teman yang setia.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Pramono Anung menyatakan PDIP akan mengusut keterlibatan kadernya dalam kasus ini. Jika terbukti ada yang menerima uang sebagai imbalan, dia berjanji akan mengumumkannya secara terbuka. "Yang menerima tidak akan dicalonkan (sebagai anggota legislatif) lagi."
Pramono mengaku sudah meminta keterangan dari Panda dan sejumlah nama lain yang disebut Agus Condro turut menerima uang Rp 500 juta. Namun, katanya, semua yang dipanggil membantah keterangan Agus.EKO ARI | REH ATEMALEM | CHETA NILAWATY | PRAMONO
Dari Senayan Sampai Dharmawangsa
Aroma suap dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia kian menyengat saja. Kepada Tempo, Agus Condro Prayitno kembali membeberkan bahwa harga sogokan Rp 300-500 juta muncul dalam pertemuan di ruang rapat Fraksi PDI Perjuangan pada Juni 2004.
Pemilihan Calon Deputi Gubernur Senior
3-5 hari sebelum uji kelayakan
Pertemuan di ruang rapat Fraksi PDI Perjuangan. Pemimpin rapat mengarahkan agar anggota memilih Miranda Swaray Goeltom. Saat itu muncul tawaran Rp 300 juta untuk setiap anggota. Diusulkan ada negosiasi lagi jadi Rp 500 juta. Iming-iming duit sebesar itu juga datang pada Hakam Naja dari Partai Amanat Nasional.
Dua hari kemudian Pertemuan di Hotel Dharmawangsa.
Pukul 14.00
Agus dan dua temannya berangkat dalam satu mobil dari Kompleks Perumahan DPR Kalibata menuju Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan.
Pukul 15.00
Agus tiba di hotel. Di sana sudah menunggu dua pentolan Fraksi PDI Perjuangan. Panda Nababan datang kemudian. Akhirnya, ada sekitar 10 anggota yang hadir ketika itu. Agus hanya mengingat delapan nama.
Pukul 15.30
Miranda datang. Semua anggota fraksi berdiri menyambutnya. Panda Nababan adalah orang pertama yang menyalami Miranda.
Pukul 16.30
Pertemuan yang dipimpin Panda berakhir dengan pernyataan dukungan untuk Miranda. Tapi, "Tak ada rembukan duit di situ," kata Agus.
(8 Juni 2004)
Miranda S. Goeltom terpilih sebagai Deputi Gubernur Senior BI
Pertengahan Juni 2004
Agus Condro dan enam koleganya menerima cek perjalanan bernilai Rp 500 juta. "Itu kloter pertama. Mungkin ada yang lain," kata Agus.
Kutipan
"Itu tidak benar. Semuanya rekayasa."
Anggota Fraksi PDI Perjuangan, Panda Nababan.
"Yang menerima akan diumumkan dan tidak akan dicalonkan lagi."
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Pramono Anung.
Naskah: Jajang | Dwi Ryanto Agustiar
Sumber: Wawancara Agus Condro
Sumber: Koran Tempo, 28 Agustus 2008