BI, Simfoni Tiada Henti
Skandal aliran dana BI Rp 100 miliar mengembus dari institusi pemegang otoritas moneter tertinggi negeri ini. Setelah Sjahril Sabirin (Gubernur BI 1998-2003) terjerat kasus BLBI, kini giliran Gubernur BI Burhanuddin Abdullah.
Terlalu pagi mengaitkan kasus ini sebagai tindak korupsi. Namun, sebagaimana terjadi pada bank sentral di banyak negara, segala kemungkinan bisa terjadi. Alasannya, kekuatan dan kekuasaan dapat membeli segalanya. Korupsi merebak saat agen ekonomi mempunyai kekuatan monopoli, tidak diimbangi akuntabilitas dan lemahnya supervisi (Klitgaard, 1988).
Konflik kepentingan
Studi Lambsdorff (2002) menunjukkan contoh modus korupsi di tubuh bank sentral.
Pertama, terjadi karena adanya kolusi antara pejabat bank sentral dan para bankir bank komersial. Pejabat bank sentral yang nakal, serakah, dan tanpa beban moral