Bongkar Kasus Scorpion
Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat akan membentuk panitia khusus untuk mendukung upaya membongkar kasus pembelian 100 tank Scorpion. Pembentukan pansus ini merupakan dukungan politik terhadap KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Komisi berharap KPK berani bertindak untuk mengungkap kasus memalukan ini, ujar Wakil Ketua Komisi I Effendy Choirie di sela kunjungan kerja ke Stasiun TVRI, Markas Angkatan Udara, Kodam Trikora, dan Lantamal V, Rabu (22/12) di Jayapura, Papua.
Selain Effendy, acara itu juga diikuti Soetadji (Partai Demokrat), Cyprianus Aoer (PDI-P), RK Sembiring Meliala (PDI-P), Tengku Muhammad Yus (Partai Persatuan Pembangunan), Dedi Djamaluddin Malik (Partai Amanat Nasional), Kolonel Lek Masnun Yan Manggesa (Departemen Pertahanan), dan Soemarjono (Kementerian Komunikasi dan Informasi).
Beberapa waktu lalu harian The Guardian, Inggris, mengungkap terjadinya skandal yang konon melibatkan Siti Hardiyanti Rukmana. Kasus ini terungkap setelah Chan U Seek, warga Singapura, menggugat Alvis Vehicle Ltd, perusahaan pembuat tank Scorpion, ke pengadilan Inggris. Direktur Avimo Singapura ini mengaku punya andil atas jual beli 100 tank Scorpion ke Indonesia tahun 1994-1996 senilai 160 juta poundsterling (Rp 2,8 triliun). Sebagai konsultan, Chan menuntut jatah komisi 6 juta poundsterling, yang ternyata tidak diterimanya. Menurut The Guardian, dalam pembelian itu, penjual harus membayar komisi 16,5 juta poundsterling, termasuk komisi untuk Siti Hardiyanti. Namun pengacara Siti Hardiyanti, Amir Syamsuddin, membantah berita itu.
Karena itulah, menurut Effendy Choirie, dengan pansus, KPK bisa mengungkap bagaimana kasus ini terjadi dan apakah ada indikasi korupsi.(WIN)
Sumber: Kompas, 23 Desember 2004