Buletin Anti-Korupsi: Update 15-11-2016
“Muhammad Santoso Didakwa Terima Suap”
Tempo, Selasa, 15 November 2016
Panitera pengganti Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Muhammad Santoso, didakwa menerima suap sebesar Sin$ 28 ribu dari Raoul Adhitya Wiranatakusumah, pengacara PT Kapuas Tunggal Persada. Suap itu diberikan agar Santoso membantu pengurusan perkara perdata yang menyeret perusahaan tambang yang berlokasi di Kalimatan Tengah tersebut.
“KPK Incar Tersangka Baru Kasus E-KTP”
Kompas, Selasa, 15 November 2016
Komisi Pemberantasan Korupsi meyakini akan ada tersangka baru terkait kasus dugaan korupsi pengadaan kartu tanda penduduk elektronik atau e-KTP. Merujuk besarnya nilai potensi kerugian negara, kasus itu diyakini tidak hanya melibatkan dua tersangka.
“Sesuaikan Penghasilan dengan Kinerja”
Kompas, Selasa, 15 November 2016
Pemberian gaji dan tunjangan ke anggota Dewan Perwakilan Rakyat belum dilakukan berdasarkan kinerja yang bersangkutan. Mahkamah Kehormatan Dewan menilai perlunya penerapan sanksi dan ganjaran yang lebih ketat terhadap anggota DPR yang sering tidak hadir pada rapat paripurna ataupun rapat alat kelengkapan Dewan.
“Kasman Sangaji Dianggap Lecehkan Profesi Advokat”
Media Indonesia, Selasa, 15 November 2016
Koordiantor pengacara pedangdut Saipul Jamil, Kasman Sangaji, menolak putusan majelis hakim yang menyebut dirinya sebagai eksekutor suap. Dia mengaku hanya mengetahui pemberian uang Rp250 juta oleh anggota tim pengacara Berthanatalia Ruruk Kariman kepada panitera pengganti PN Jakarta Utara Rohadi guna meringankan vonis terhadap Saipul. Ia tidak ikut menyetujui pemberian suap tersebut.
“DPRD Nilai Anggaran Pilgub Bali Terlalu Mahal”
Media Indonesia, Selasa, 15 November 2016
Anggaran pemilihan Gubernur (pilgub) Bali yang diajukan KPU Bali sebesar Rp268 miliar hanya bisa dipenuhi Pemerintah Provinsi Bali sebesar Rp254 miliar. Kendati demikian, DPRD Bali mengaku ada kejanggalan dengan anggaran tersebut. Kejanggalan yang dimaksud ialah anggaran yang diajukan KPU Bali itu termasuk untuk anggaran pilkada Gianyar dan Klungkung, yang digelar bersamaan dengan Pilgub Bali 2018.