Dewan Temukan Dugaan Korupsi Pengadaan Alat Kesehatan
Rumah Sakit Umum Serang mengaku belum menerima alat kesehatan yang diminta.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Banten menemukan indikasi korupsi dalam pengadaan alat-alat kesehatan senilai Rp 8,9 miliar. Proyek pengadaan alat kesehatan yang dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2006 itu tidak pernah diterima oleh sejumlah rumah sakit. Kami minta kejaksaan mengusut kasus ini, kata anggota Komisi I DPRD Banten, Sutje Suwartinah, kemarin.
Menurut Sutje, berdasarkan data rencana anggaran biaya alat kesehatan di Dinas Kesehatan Banten pada 2006, lembaga ini menganggarkan dana pengadaan alat kesehatan berupa CT-scan dual slices, ventilator influence, dan meja operasi senilai Rp 8,9 miliar.
Alat kesehatan ini, menurut Sutje, direncanakan diberikan ke sejumlah rumah sakit milik pemerintah di enam kabupaten/kota di Banten. Anehnya, kata Sutje, alat kesehatan tersebut tidak pernah diberikan ke rumah sakit. Saya cek sendiri alat kesehatan itu tidak pernah diterima oleh rumah sakit, katanya.
Direktur Rumah Sakit Umum Serang Sulhi Aziz membenarkan pihaknya tidak pernah menerima bantuan alat kesehatan dari Dinas Kesehatan Provinsi Banten tahun lalu. Padahal kami sudah mengusulkan ke Dinas Kesehatan Banten dan sudah tercantum dalam APBD 2006, katanya.
Menurut Sulhi, pada awal 2006, pihaknya mengajukan permohonan tambahan sejumlah alat kesehatan, termasuk satu unit CT-scan 4 slices. Pada pertengahan tahun, pihaknya tiba-tiba hanya ditawari CT-scan dengan kualitas yang lebih rendah, CT-scan 1 slice. Karena kualitasnya tidak sesuai dengan yang kami inginkan, saya tolak, dia menerangkan.
Selama ini, kata Sulhi, banyak pasien yang memerlukan alat tersebut terpaksa dirujuk ke Rumah Sakit Siloam, Tangerang, atau Rumah Sakit Krakatau Steel, Cilegon.
Kepala Dinas Kesehatan Banten Djadja Budisuharja membantah telah terjadi korupsi. Ia mengatakan data yang diungkap oleh anggota DPRD Banten itu merupakan data pada saat perencanaan awal dan tidak diungkap saat rencana itu direalisasi.
Dalam realisasinya, anggaran yang dialokasikan tidak mencukupi, katanya.
Rumah Sakit Umum Serang, kata Djadja, mengajukan permintaan 12 jenis alat kesehatan pada tahun lalu, termasuk CT-scan multi-slices, ventilator dewasa dan anak, dan operating table. Namun, karena keterbatasan anggaran, permintaan itu belum bisa direalisasi. Mungkin tahun ini bisa, kata Djadja. FAIDIL AKBAR
Sumber: Koran Tempo, 25 Mei 2007