Dipertanyakan, Membengkaknya Rombongan Presiden ke Luar Negeri
Anggota Fraksi PDIP DPR Suparlan mempertanyakan membengkaknya jumlah delegasi Indonesia dalam rombongan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke luar negeri terutama sewaktu berkunjung ke China, beberapa hari lalu.
Kita mempertanyakan jumlah 100 orang dalam rombongan Presiden ke China beberapa hari lalu, katanya kepada pers di Gedung DPR/MPR Jakarta, Selasa.
Suparlan menilai,jumlah rombongan dengan 100 orang itu terlalu besar dan juga menelan biaya yang besar pula. Tim dengan 100 orang itu begitu besar jumlahnya, katanya.
Dia mengatakan, pengeluaran Presiden untuk tugas termasuk kunjungan ke luar negeri diatur dalam APBN.
Pengeluaran sekecil apapun diatur dalam UU tentang APBN. Karena itu, apakah 100 orang dalam rombongan itu atas biaya negara atau biaya sendiri. Itu yang kita pertanyakan, katanya.
Dia mengatakan, jika rombongan sebanyak itu harus ditanggung dengan anggaran dari APBN, maka akan menelan biaya yang besar. Hal itu tidak sesuai dengan program penghematan yang dicanangkan Presiden Yudhoyono.
Dia mengkriik pemberitaan pers yang tidak memberi perhatian kepada membengkaknya rombongan Presiden ke luar negeri.
Sebaliknya, untuk kunjungan anggota DPR ke luar negeri hampir selalu diributkan. Yang adil dong.. jangan kalau DPR keluar negeri kalian (pers) ribut. Namun Presiden dengan rombongan 100 orang tidak menjadi perhatian. mestinya berimbang, katanya.
Di samping ada yang mengkritik kunjungan Presiden, sejumlah pihak menyambut baik kunjungan Presiden keluar negeri termasuk ke China beberapa hari lalu.
Ketua MPR Hidayat Nurwahid, akhir pekan lalu, misalnya, menilai kunjungan itu positif mengingat agendanya yang antara lain membicarakan langkah-langkah memberantas korupsi.
Selain itu, kunjungan itu juga untuk menarik lebih banyak lagi investasi dari China. (Ant/OL-03)
Sumber: Media Indonesia, 3 Agustus 2005