Dirjen Terbaik Peraih Birokrasi Award 2008

Sulit Mencari Dirjen Berintegritas Tinggi

Institut Reformasi Birokrasi (IRB) Indo Pos-Jawa Pos Group Jumat malam (11/9) menganugerahkan Birokrasi Award kepada delapan direktur jenderal (Dirjen) terbaik di negeri ini. Seperti apa prestasi para Dirjen tersebut sehingga layak mendapat apresiasi di tengah citra buruk birokrasi.

WAKIL Presiden Jusuf Kalla yang hadir dalam malam penganugerahan Birokrasi Award 2008 di Hotel Borobudur merasa lega. Ternyata masih ada pejabat di Indonesia yang layak mendapat penghargaan. Setidaknya, apresiasi terhadap pejabat eselon I yang memiliki integritas dan kompetensi itu menjadi penghibur di tengah citra buruk para birokrat di tanah air ini.

Selama setahun IRB melakukan monitoring dan penilaian terhadap kinerja para Dirjen di departemen maupun kementerian strategis. Chairman Jawa Pos Dahlan Iskan berpendapat, strategi menggebuki para birokrat melalui pemberitaan media massa tidak lagi efektif. Memberi pujian bagi birokrat terbaik merupakan strategi baru untuk meningkatkan kualitas birokrat. ''Setidaknya mereka yang berprestasi ini tidak tenggelam di tengah citra buruk birokrasi di negeri ini,'' kata Dahlan.

Penerima Birokrasi Award dibagi delapan kategori. Yakni statemanship, visonary, integrity, leadership, followership, kompetensi teknis, kompetensi manajerial, dan kompetensi sosial. Untuk kategori kenegarawanan atau statesmanship diberikan kepada Masnellyarti Hilman, deputi Konservasi Smber Daya Alam, Kementerian Lingkungan Hidup.

Kategori visionary atau berpikir ke depan diberikan kepada Basuki Yusuf Iskandar, Dirjen Pos dan Telekomunikasi Departemen Komunikasi dan Informatika. Kategori integrity diberikan kepada Herry Soetanto, Dirjen Kerja Sama Perdagangan Internasional, Departemen Perdagangan. Kategori leadership diraih Herry Purnomo, Dirjen Perbendaharaan, Departemen Keuangan.

Selanjutnya, kategori followership diraih I Nyoman Kandun, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Departemen Kesehatan.

Kategori lain untuk birokrat dengan ciri kompetensi diraih Anwar Supriyadi, Dirjen Bea dan Cukai, Departemen Keuangan, untuk kategori kompetensi teknis. Kemudian, Agoes Widjanarko, Sekjen Departemen Pekerjaan Umum, untuk kategori kompetensi manajerial. Yang terakhir kategori kompetensi sosial diraih Benny Wachyudi, Dirjen Industri Agro dan Kimia, Departemen Perindustrian.

Bagaimana menilai para Dirjen tersebut? Ketua Steering Committee IRB Siti Nurbaya mengatakan, pihaknya melakukan pengamatan dan wawancara dengan para Dirjen. ''Paling sulit mendapatkan Dirjen yang memiliki integritas tinggi,'' kata Siti Nurbaya.

Saat diwawancarai, rata-rata para Dirjen sulit menjawab masalah integritas tersebut. ''Misalnya, bagaimana mengatasi konflik dirinya dengan pekerjaan. Sulit menghindari pengaruh luar dalam membuat keputusan,'' kata Sekjen dewan perwakilan daerah (DPD) itu.

Yang juga sulit dicapai para Dirjen adalah dalam hal followership. Yakni, bagaimana Dirjen bisa seirama dengan menterinya. Maksud follower itu bukan berarti membebek menteri. ''Untuk figur kenegarawanan, leadership, dan visionary, cukup baik,'' katanya.

Figur kenegarawanan yang paling baik tahun ini diberikan kepada Masnellyarti Hilman, Deputi Konservasi Sumber Daya Alam, Kementerian Lingkungan Hidup. Perempuan asal Padang Panjang yang lahir pada 26 Juni 1953 itu mempersepsikan tugasnya langsung dengan institusi. Pemikiran dan keputusannya diabdikan untuk kepentingan negara.

Suatu ketika Masnellyarti mendapat kepercayaan menjadi ketua tim teknis penanganan kasus Buyat. Tim yang dipimpin Masnellyarti dalam penelitian menyimpulkan adanya pencemaran di Teluk Buyat dan merekomendasikan Newmont harus bertanggung jawab atas hal itu.

Namun, pemerintah bersikap lain. Logam yang dibuang PT Newmont Minahasa Raya masih di bawah ambang yang membahayakan. Artinya, pemerintah berkesimpulan tidak terjadi pencemaran di Buyat. Masnellyarti pun berontak dan berkeyakinan bahwa terjadi pencemaran di Buyat yang menyebabkan warga setempat terkontaminasi.

Menurut Masnellyarti, timnya menggunakan standar untuk menentukan pencemaran di Buyat. Selain standar yang dimiliki pemerintah, tim juga menggunakan standar internasional atau referensi. Standar dan referensi yang dipakai tim adalah ASEAN Marine Guideline yang ada sejak 2004.

Guideline menyebutkan sedimen yang terpolusi mengandung 50-300 ppm arsenik. "Contoh sedimen yang dibuang Newmont ada di antara angka itu hingga di atas 300 ppm," katanya.

Master Mineral Resources Ecology, Colorado School of Mines USA itu juga memiliki peran sangat signifikan lain. Misalnya dalam United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) di Bali, Desember 2007. Ini karena bosnya, Menteri Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar, menjadi presiden Conference of the Parties (COP) ke-13, sebagai tuan rumah konferensi.

Alumnus Fakultas Biologi, Universitas Padjadjaran, itu ikut mengantar ditandatanganinya Bali Road Map, yang menjadi landasan bagi tercapainya kesepakatan antarnegara dalam mengatasi perubahan iklim. Saat itu hampir saja konferensi tersebut gagal karena Amerika Serikat sempat menolak tanda tangan. Berkat kerja keras delegasi Indonesia, termasuk Masnellyarti, konferensi bisa menghasilkan sebuah kesepakatan besar.

Satu lagi penerima Birokrasi Award adalah Dirjen Pos dan Telekomunikasi Departemen Komunikasi dan Informatika Basuki Yusuf Iskandar. Baru satu setengah tahun diangkat menjadi Dirjen, Basuki membuat kebijakan yang patut diacungi jempol. Dia menurunkan tarif telepon seluler dan internet.

Tidak mudah mengeluarkan kebijakan tersebut. Operator-operator telepon seluler sempat memprotes kebijakan tersebut. Namun, Basuki jalan terus. Apalagi, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Mohammad Nuh juga mendukungnya. Hasilnya, sekarang operator telepon berlomba menurunkan tarif telepon dan SMS.

Basuki sempat dikecam ketika mencabut izin siaran PT Direct Vision (Astro). Dikecam pihak Astro dan dituding macam-macam, Basuki bergeming. Sebelum Astro menyelesaikan syarat-syarat perizinan, Basuki tidak mau mencabut keputusannya.

Doktor bidang interdisciplinary study Vanderbilt University, Nashville-Tennessee University itu memiliki visi sangat bagus dalam hal komunikasi. ''Seharusnya komunikasi rakyat itu murah. Seharusnya komunikasi modern menjadi milik semua rakyat dan meluas. Seharusnya telekomunikasi Indonesia bisa bersaing dengan luar negeri,'' ujar Basuki menjelaskan visinya.

Beberapa Dirjen juga memiliki kompetensi yang baik. Kompetensi di bidang manajerial yang baik dimiliki Sekjen Departemen Pekerjaan Umum Agoes Widjanarko. Pria kelahiran 9 Agustus 1954 itu telah lama membina pemerintah daerah dalam perencanaan anggaran yang sistematis dalam program IUIDP (Integrated Urban Infrastructure Development Program). Program ini melibatkan masyarakat dalam perencanaan pembangunan.

Bagi Agoes menjadi birokrat di era sekarang ini banyak godaan. ''Tidak gampang menjadi birokrat yang baik, yang amanah, yang konsisten terhadap amanah itu sendiri karena situasinya sulit,'' kata Agoes.

Untuk kompetensi sosial, Dirjen yang berhak menyandangnya adalah Dirjen Industri Agro dan Kimia, Departemen Perindustrian, Benny Wachyudi. Selama menjadi Dirjen, Benny sangat rajin mendorong otonomi daerah dan mendorong pengembangan industri di daerah. (tom/iw/sof/wir/iro)

 

Sumber: Jawa Pos, 14 September 2008

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan