Disebut Pembolos, Anggota DPR Kompak Bela Diri
Kalangan anggota DPR kalang kabut saat namanya disebut sebagai pembolos pada masa sidang ketiga, antara 5 April-18 Juni 2010. Mereka, antara lain, anggota Fraksi PKB, Malik Haramain dan Abdul Kadir Karding. ''Sebenarnya, saya selalu minta izin ketika tidak masuk. Tapi, mungkin ada kesalahpahaman sehingga tidak tercatat," ucap Haramain, kemarin.
Meski demikian, dia merasa perlu meminta maaf kepada konstituennya. Sebab, dia sering mengajukan izin tidak masuk selama masa sidang ketiga. "Saya minta maaf kepada masyarakat Indonesia. Saya terima kritik itu dan berjanji memperbaiki diri," imbuh mantan ketua umum PB PMII tersebut.
Pembelaan diri juga disampaikan oleh Karding. Seperti Haramain, Karding mengatakan mengajukan izin saat tidak hadir dalam sidang. "Ada izin untuk pemantauan haji. Masak yang itu kalah oleh enam bulan full?" ucap dia.
Dalam daftar anggota yang termalas menghadiri rapat paripurna DPR, nama Karding memang tercantum. Pada masa sidang ketiga, ketua DPP PKB itu tak hadir empat kali tanpa keterangan. Begitu juga Haramain, tercatat dalam laporan biro persidangan empat kali absen tanpa keterangan.
Akbar Faisal dari Fraksi Partai Hanura yang tercatat membolos dari sidang paripurna DPR sampai tiga kali pada masa sidang kedua maupun ketiga juga mengajukan klarifikasi. Dia menjelaskan mendapatkan tugas berat di pansus Century pada masa sidang kedua. Karena lelah, kadang dia tidak kuat lagi untuk menghadiri sidang paripurna. "Sidang Pansus Bank Century kadang selesai pukul dua pagi. Lalu, sidang paripurna dimulai pada pukul sembilan pagi. Nggak kuat saya," kata Akbar kemarin.
Sedangkan pada masa sidang ketiga, dia harus menjalankan aktivitas yang berkaitan dengan konstituen, yang tidak bisa ditinggalkan. "Tapi, saya terima kritik itu sekaligus berharap ada pengukuran kinerja yang lebih baik," ujarnya.
Menurut Akbar, kinerja anggota dewan tidak bisa semata-mata diukur dari tingkat kehadiran, melainkan juga harus mencakup keaktifan dalam mewarnai pertarungan ide dan gagasan di lantai parlemen. Apalagi, papar Akbar, tak sedikit anggota dewan yang sebenarnya cuma mengisi daftar presensi atau malah titip menuliskan kehadiran. "Banyak yang hadir, tanda tangan, lalu pergi atau titip mengisi daftar presensi lewat ajudan," sindir Akbar. Saat diminta menyebutkan nama, dia menolak dengan alasan tidak etis.
Irgan Chairul Mahfiz dari Fraksi PPP yang terdata tiga kali membolos pada masa sidang ketiga menyatakan sangat terganggu dengan publikasi tersebut. Dia merasa selama ini sudah menjalankan kewajiban secara penuh di DPR. "Boleh dikatakan saya aktif sampai 95 persen. Bisa dicek keaktifan saya itu, termasuk ke komisi," ujar wakil ketua Komisi IX DPR yang juga Sekjen DPP PPP tersebut.
Dia menyatakan tidak hadir di sidang paripurna karena ada tugas lain yang tidak bisa ditinggalkan. Misalnya, memimpin kunker Panja RUU Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) ke Surabaya. "Saya tidak membela diri. Tapi, rasanya tidak fair, seolah-olah saya tidak bekerja. Padahal, banyak anggota lain yang tidak vokal," kata Irgan.
Pada bagian lain, mencuatnya nama Ratu Munawarah sebagai anggota DPR dari Fraksi PAN yang selalu membolos dalam sidang dewan membuat Hatta Rajasa angkat bicara. Ketua umum DPP PAN tersebut mengakui bahwa Ratu, yang merupakan istri Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin, memang tidak pernah hadir dalam sidang di DPR.
"Dia (Ratu Munawarah, Red) sudah mengundurkan diri, sekarang diproses," kata Hatta di Kantor Menko Perekonomian kemarin (28/7). Sebagaimana diketahui, pada masa sidang ketiga DPR, Ratu tak pernah hadir di sidang paripurna. (dyn/pri/owi/c11/agm)
Sumber: Jawa Pos, 29 Juli 2010