DPR Harus Jasi Pusat Pemberantasan Korupsi
Selama ini, berbagai kasus korupsi dipersepsi masyarakat bermula dari parlemen.
Ketua Umum Gerakan Masyarakat Peduli Akhlak Mulia (GMP-AM), HM Irsyad Sudiro, mengajak seluruh Anggota DPR, DPD dan MPR RI menjadikan komplek Parlemen Senayan sebagai episentrum pemberantasan korupsi. Parlemen menurutnya harus bisa memberi tauladan yang baik, karena manusia yang berada didalamnya adalah manusia-manusia yang merupakan pilihan masyarakat dan mengemban amanat untuk melakukan segala tindak tanduk yang terpuji.
"Negara ini sudah dicemooh oleh berbagai belahan dunia karena gagal dalam memberantas korupsi. Untuk itu, saya mengajak seluruh anggota Parlemen (DPR, DPD dan MPR) punya tekad bersama untuk menjadikan institusi parlemen sebagai episentrum pemberantasan korupsi," tegas Irsyad Sudiro, usai bertemu dengan Ketua DPD Ginandjar Kartasasmita, di Senayan Jakarta, Selasa (26/5).
Selama ini, kata Irsyad, berbagai kasus korupsi dipersepsi masyarakat bermula dari parlemen ini. Jika tidak ada upaya untuk merubah persepsi negatif ini dari masing-masing anggota parlemen, maka persepsi masyarakat tersebut sulit untuk dirubah. Untuk mengikis korupsi menurutnya harus dimulai dari kebersihan dan keelokan hati masing-masing individu.
"Ini sesuai dengan apa yang dicita-citakan oleh Gerakan Masyaralat Peduli Akhlak Mulia. Cita-cita tersebut juga sangat dihargai oleh DPD. Bahkan Ginandjar Kartasasmita, baik sebagai Ketua DPD maupun pribadi menyatakan turut mendukung cita-cita GMP-AM. Kita juga berharap gerakan yang dimulai dari gagasan ini dapat benar-benar direalisasikan secepatnya. Namanya juga gerakan jadi terus bergerak dari mulai ide, pelaksanaan dan realitasnnya nanti. Jadi kita berharap kita tidak mengawang-awang saja, walaupun ada juga yang pesimis dengan hal ini," tegas Irsyad.
Irsyad juga menambahkan bahwa rencana untuk membangun dinding putih dan dinding hitam untuk memajang foto-foto anggota parlemen yang bersih maupun tercela baik karena kasus korupsi, perselingkuhan dan sebagainya. "Kita harapkan dinding itu akan segera berdiri. Kita terus mendorong untuk hal itu dan mudah-mudahan akan segera terelasisasi dalam bulan-bulan mendatang," jelasnya.
Di tempat yang sama, Anggota DPD asal Kepri, Aida Ismet Abdullah menegaskan, inilah saat yang paling tepat bagi bangsa dan negara ini untuk memberantas korupsi. "Jika ditunda-tunda terus, maka selama itu pula kebodohan dan kemiskinan yang bersumber dari korupsi akan terus menyelimuti bangsa ini," ujar Aida.[by : Rhama Deny]
Menjelaskan soal merebaknya prilaku korupsi hingga ke daerah-daerah dengan kualitas korupsi yang tidak kalah dari pusat, Aida Ismet Abdullah menyebut hal itu bisa terjadi karena sistem yang selama ini memang keliru. "Sistem yang berlaku saat ini memberi peluang bagi siapapun untuk mengabaikan hak dan bathil. Karena itu, kita harus membangun sebuah sistem yang mengarah pada sebuah konstruksi budaya malu," ujarnya.
Dengan sistem yang demikian, maka ruang bagi koruptor makin sempit. Khusus untuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Aida kembali mengingatkan agar secara konsisten tetap mengarahkan perhatiannya ke daerah-daerah. "Kita harapkan KPK juga bisa terus menggiatkan program pemberantasan korupsi mereka sampai ke daerah-daerah," tandasnya.
Sumber: Jurnal nasional, 27 Mei 2009