Dua Kubu PKB Bantah Terima Uang Yusuf

Yenny Wahid menuduh kubu Muhaimin.

Dua kubu yang berseteru di Partai Kebangkitan Bangsa ramai-ramai membantah kabar menerima uang dari Yusuf Emir Faisal, mantan Ketua Komisi Kehutanan Dewan Perwakilan Rakyat yang ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi.

Ketua Dewan Syuro PKB Abdurrahman Wahid kemarin menyatakan siap diperiksa KPK karena dia merasa tak terlibat dalam kasus alih fungsi hutan Tanjung Apiapi, Sumatera Selatan, itu.

“Boleh, periksa ya periksa saja,” kata Gus Dur saat konferensi pers di gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama di Jakarta Pusat kemarin.

Bantahan juga disampaikan Wakil Bendahara Dewan Pimpinan Pusat PKB Aris Junaidi. Sekitar sebulan yang lalu, kata Aris, Yusuf memang pernah meminta dirinya membuat pernyataan seolah-olah PKB telah menerima sumbangan melalui Yusuf, lalu mengembalikan uang itu ke KPK. Tapi Aris mengaku menolak permintaan itu.

“Kalau partai yang mengembalikan, dia yakin aman,” ujar Aris. “Saya dikasih uang segepok, itu pun saya tolak.”

Yusuf ditahan KPK, Selasa malam lalu. Dia diduga menerima sejumlah uang dari perusahaan rekanan alih fungsi hutan PT Chandra Tex.

Siang hari sebelum ditahan, Yusuf membagikan selebaran berkop surat Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa di kantor KPK. Surat itu berisi pernyataan pengembalian uang Rp 800 juta ke KPK. Yusuf pun mencantumkan bukti transfer uang sebesar Rp 300 juta dan kuitansi Rp 500 juta.

Menurut Yusuf, uang Rp 300 juta disetor untuk biaya pengobatan Gus Dur melalui Aris Junaidi. Adapun uang Rp 500 juta merupakan titipan untuk membantu pembangunan gedung Lembaga Pemenangan Pemilu PKB.

Sekretaris Jenderal PKB versi Parung, Yenny Wahid, mengatakan pengakuan Yusuf adalah rekayasa belaka. Menurut dia, uang Rp 300 juta yang ditransfer Yusuf bukan dana dari PT Chandra Tex, melainkan sisa dana pemenangan pemilu.

Uang itu, kata Yenny, juga tak dipakai untuk pengobatan Gus Dur. Sebab, biaya pengobatan ayahnya selama ini berasal dari kas negara dan patungan keluarga. “Semua ada kuitansinya.”

Menurut Yenny, pengakuan Yusuf telah menyetor uang Rp 500 juta untuk Lembaga Pemenangan Pemilu PKB pun tak masuk akal. Soalnya, lembaga itu baru dibentuk Februari tahun ini, sedangkan Yusuf mengaku menyetor dana pada Juli 2007.

Yenny malah menuding Yusuf telah menyetor sejumlah uang ke kubu PKB versi musyawarah luar biasa Ancol yang dipimpin Muhaimin Iskandar. “Dari dokumen yang kami terima dari Yusuf, ada uang untuk Imin (Muhaimin),” kata Yenny kepada Tempo. Tuduhan serupa juga disampaikan Yenny melalui sejumlah media.

Namun, tuduhan itu langsung dibantah kubu Muhaimin. “Itu upaya pembunuhan karakter,” kata Nursyahbani Katjasungkana, salah seorang ketua di kubu Muhaimin, dalam jumpa pers di kantor LPP PKB di Menteng, Jakarta Pusat.

Kubu Muhaimin pun memberikan waktu 3 x 24 jam kepada Yenny untuk memberi klarifikasi. Jika tidak, “Kami akan lapor polisi,” kata Nursyahbani.JAJANG | TITIS S | RINI K | SUTARTO

Sumber: Koran Tempo, 17 Juli 2008

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan