Duit Suap PT Arowana; Sjahrir Menuduh, Susno Membantah
Mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian RI Komisaris Jenderal Susno Duadji membantah semua tuduhan dalam kaitan dengan kasus mafia hukum yang ditudingkan kepadanya. Salah satunya, ia membantah telah menerima duit suap sebesar Rp 500 juta yang diserahkan oleh Sjahril Djohan.
"Saya sudah disumpah dalam memberi keterangan. Demi Allah, saya tidak menerima uang itu," kata Susno saat menjadi saksi dalam persidangan dengan terdakwa Sjahril Djohan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan kemarin. Sjahril diadili lantaran didakwa terlibat kasus suap PT Salmah Arowana Lestari, yang tengah disidik polisi.
Menurut dakwaan jaksa, Sjahril dan Haposan Hutagalung pada Desember 2008 mendatangi rumah Susno. Haposan sebagai pengacara Ho Kian Kuat, bos PT Salmah, mengenal Sjahril sebagai sosok yang dekat dengan Kepala Bareskrim. Karena itu, lewat Sjahril, Haposan meminta Susno mempercepat penanganan PT Salmah.
Untuk keperluan itu, Sjahril kemudian meminta Haposan menyediakan duit Rp 500 juta. "San, ini Kaba (Susno) minta diperhatikan," kata Sjahril. Terhadap pernyataan itu, Haposan menjawab, "Ya memang, Bang. Nanti aku siapkan Rp 500 juta."
Dalam persidangan, Susno mengakui bahwa Sjahril memang pernah menemuinya di Mabes Polri. "Dia datang untuk memberi tahu kasus Arwana yang mandek dan penanganannya lambat karena sudah setahun lebih berjalan. Saya sendiri kaget mendengar itu," katanya.
Setelah itu, Susno melanjutkan, Sjahril sempat sekali menyambangi rumahnya di Abuserin, Cilandak, Jakarta Selatan. Tapi ia memastikan bahwa Sjahril tak membawa tas atau apa pun yang berisi uang. Saat ditanya oleh Hotma Sitompoel, kuasa hukum Sjahril, apakah ada kantong cokelat berisi uang tertinggal di rumah Susno setelah Sjahril berkunjung, Susno kembali menjawab, "Tidak ada."
Menanggapi bantahan ini, Sjahril berkukuh pada keterangannya seperti tertulis di berita acara pemeriksaan. Ia tetap ngotot telah mendatangi rumah Susno di Abuserin dan memberi segepok duit untuk Susno. "Saya datang ke Abuserin membawa sesuatu, yaitu tas berwarna cokelat," ujarnya. ISMA SAVITRI
Sumber: Koran Tempo, 3 September 2010