Fasilitas DPR; DPR Pun Menginginkan Laptop Tukul
Bagi Tukul, laptop bak malaikat penolong. Pasalnya, dalam komputer kecil itu tersimpan banyak pertanyaan cerdas, kocak, menggelitik, kadang-kadang agak syur yang disiapkan penggarap acara di belakang layar.
Politisi di Gedung DPR, Senayan, rupanya juga ingin sepintar Tukul. Untuk meningkatkan kinerja Dewan, mereka pun ingin dilengkapi dengan laptop. Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR menyetujui pembelian 550 laptop. Setiap anggota berarti kebagian satu unit. Padahal, di ruangan mereka saat ini pun disediakan komputer personal.
Menurut Sekretaris Jenderal DPR Faisal Djamal, anggaran untuk sebuah laptop Rp 21 juta. Berarti, untuk 550 laptop, total uang negara yang akan dihabiskan mencapai Rp 12,1 miliar.
Melihat sedemikian besarnya uang rakyat yang dikeruk, Arbi Sanit, pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), pun geleng-geleng kepala karena DPR tak mau berhemat.
DPR membeli laptop, rakyat kelaparan. Kalau dipakai membangun sekolah, berapa yang bisa dibangun, paparnya dalam diskusi Dialektika Demokrasi yang diadakan di Gedung DPR, Jumat (23/3).
Pengamat telematika, Roy Suryo, juga tidak yakin, 550 anggota DPR seluruhnya bisa menggunakan komputer. Karena itu, dia heran, setiap anggota harus dilengkapi dengan laptop. Seharusnya sebelum membeli barang, yang lebih dahulu harus dilakukan justru mengadakan pelatihan komputer.
Ia khawatir, ini meniru pengalaman Komisi Pemilihan Umum yang membeli 5.117 komputer untuk setiap kecamatan. Setelah dibeli, ternyata ada 1.000 kecamatan daerahnya belum mempunyai jaringan listrik.
Wakil Ketua BURT DPR Ebby Jauharie dari Fraksi Partai Golkar yakin, laptop bisa meningkatkan kinerja Dewan. Alasannya, selain bisa digunakan anggota, bisa juga digunakan asisten pribadi. Laptop itu juga bukan menjadi hak milik anggota DPR, tetapi inventaris negara.
Seperti halnya yang sering terjadi, DPR pasti tidak akan mengurungkan niatnya meskipun kritik masyarakat sedemikian kuat. Sekarang, publik lebih baik menyaksikan saja di layar TV saat anggota Dewan bersidang apakah benar akan menyaingi Tukul atau malah kualitasnya di bawah pelawak itu. Apakah kinerja DPR setinggi Tukul yang selalu dirindukan penggemarnya setiap hari. (SUT)
Sumber: Kompas, 24 Maret 2007