Gayus Akui Keluar Tahanan
Satgas Bentuk Tim Investigasi
Terdakwa perkara korupsi dan keterangan palsu, yang diduga terkait mafia hukum, Gayus HP Tambunan, mengakui keluar dari rumah tahanan untuk izin berobat pada Rabu hingga Jumat (3-5/11). Namun, ia tetap menyangkal pergi ke Bali.
Hal itu dikemukakan kuasa hukum Gayus, Adnan Buyung Nasution, setelah berbicara dengan Gayus sebelum sidang di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Rabu (10/11). Buyung bertanya, karena sebagai kuasa hukum, dia tak mengetahui keluarnya Gayus dari rumah tahanan.
”Keluar sel untuk berobat tanpa izin pengadilan saya anggap masih manusiawi meski menyalahi prosedur. Semua tahanan juga melakukan hal itu. Adapun kepergian ke Bali, Gayus membantah,” ujarnya.
Namun, Buyung mengakui sangat terpukul dan kecewa jika Gayus memang pergi ke Bali. Buyung pun tidak akan ragu-ragu mundur sebagai kuasa hukum jika ternyata Gayus melakukan hal itu atas inisiatif sendiri. Jika memang Gayus pergi ke Bali, katanya, harus dicari tahu apakah Gayus pergi atas inisiatif sendiri atau ada yang mengatur.
Jaksa penuntut umum perkara Gayus, Kuntadi, mengatakan tidak pernah mendapat surat ketetapan dari pengadilan terkait keluarnya Gayus dari rutan. ”Gayus bukan kewenangan kami,” kata Kuntadi.
Pelaksana Tugas Jaksa Agung Darmono menegaskan, jaksa tak bertanggung jawab atas keluarnya Gayus dari Rutan Brimob karena kewenangan mengeluarkan izin ada pada majelis hakim Pengadilan Negeri Jaksel.
Namun, ketua majelis hakim yang menyidangkan perkara Gayus di PN Jaksel, Albertina Ho, mengatakan tidak pernah memberi izin Gayus keluar tahanan.
Anggota Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum, Mas Achmad Santosa, menuturkan, Satgas menindaklanjuti dugaan Gayus pergi ke Bali dengan membentuk tim investigasi. ”Kami berharap penyelidikan kasus ini tidak hanya melibatkan Divisi Propam (Profesi dan Pengamanan) Polri, tetapi juga melibatkan Kementerian Hukum dan HAM karena juga menyangkut pemasyarakatan,” kata Mas Achmad.
Dari Bali diinformasikan, manajemen Hotel Westin, Nusa Dua, belum menerima pertanyaan atau permintaan dari Mabes Polri terkait rekaman kamera closed circuit television (CCTV) yang mengandung informasi keberadaan laki-laki mirip Gayus di hotel itu pekan lalu.
”Kami tegaskan bahwa kami siap membuka informasi apa pun yang diminta oleh Polri. Namun, hingga kini belum ada permintaan dari Polri,” kata Direktur Pemasaran dan Komunikasi Hotel Westin Rainata Tjoa.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Bali Komisaris Besar Gde Sugianyar Dwi Putra pun mengaku belum mendapat perintah dari Mabes Polri untuk menelusuri keberadaan Gayus.
Selain foto yang beredar di surat kabar dan internet, beberapa foto lelaki mirip Gayus juga tersebar melalui fasilitas BlackBerry Messenger (BBM). Salah satunya diterima Kompas, di mana foto diambil dari sisi tribune yang sama dari tempat duduk Gayus. Dari penelusuran, foto itu diambil penonton, Kadek.
Kadek mengaku mendengar ada lelaki mirip Gayus dari panitia pertandingan, khususnya penjual dan penyobek karcis pertandingan. Ia yang kebetulan duduk sekitar 100 meter dari sosok itu beberapa kali mencoba mengabadikan pria itu. ”Baru dua kali saya membidikkan kamera dengan lensa 18-200 mm, orang itu sudah melihat ke saya terus. Saya jadi takut untuk memotret lagi,” kata Kadek.
Kabar keberadaan sosok mirip Gayus itu lalu menyebar di kalangan penonton. Kadek dan beberapa temannya bahkan sempat berniat akan nekat mencopot wig yang dikenakan lelaki itu. Namun, hal itu diurungkan. ”Takutnya ia benar Gayus dan datang dengan beberapa orang sehingga risikonya jadi lebih besar,” ujar Kadek.
Di Jakarta, Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo mengakui anak buahnya masih menjalani pemeriksaan terkait kasus keluarnya Gayus dari rutan. ”Jika benar Polri salah, kami akan menindak tegas sesuai hukum,” ucapnya singkat.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Iskandar Hasan mengakui ada pelanggaran disiplin dan etika yang dilakukan sembilan anggota Polri terkait izin keluar bagi Gayus. Gayus keluar rutan pada Jumat dan malam harinya dijemput di rumahnya di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Hendardi dari Setara Institute menegaskan, jika Gayus terbukti pergi ke Bali, itu tak hanya tamparan bagi Timur Pradopo, tetapi juga institusi Polri turut bermain dalam kasus perpajakan.
Jika benar Gayus ke Bali, kata anggota Komisi XI DPR, Arif Budimanta (Fraksi PDI-P), harus diselidiki kepentingannya, termasuk kaitannya dengan perkara mafia pajak yang sekarang didakwakan kepadanya.
Secara terpisah, juru bicara keluarga Aburizal Bakrie, Lalu Mara Satriawangsa, menegaskan, Aburizal tidak ada urusan dengan Gayus di Bali. Aburizal memang datang ke Bali, Sabtu pagi, setelah menghadiri acara KNPI dari Palembang untuk menonton tenis Commonwealth Bank Tournament of Champions 2010 di Nusa Dua. Minggu sore, Aburizal, yang menginap di Bali Nirwana Resort, kembali ke Jakarta. (FAJ/NWO/HAR/BEN/AYS/BUR)
Sumber: Kompas, 11 November 2010