Gayus Tambunan Kaya Mendadak, Hobi Belanja Properti
GAYUS Halomoan Tambunan memang misterius. Sebagai pegawai negeri sipil (PNS), golongannya adalah IIIa. Tapi, dia mendadak punya duit Rp 25 miliar di rekeningnya. Selain duit bejibun itu, Gayus doyan belanja properti.
Para tetangganya di kampung asal Gayus di RT 11 RW 8, Jalan Warakas I Gang 23, Kelurahan Papanggo, Kecamatan Priok, Jakarta Utara, menuturkan, kehidupan Gayus mengalami titik balik setelah lulus Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) pada 2000 dan masuk Direktorat Jenderal Pajak.
Gayus tak langsung bekerja di bagian penelaah keberatan pada seksi banding dan gugatan wilayah Jakarta II seperti sekarang. Begitu lulus sekolah pencetak akuntan itu, Gayus sempat melanglang buana. Dia ditugaskan di sejumlah kantor pajak di luar Jawa hingga akhirnya kembali lagi ke Pulau Jawa.
Ketua Rukun Tetangga 11 RW 8 Kelurahan Papanggo Amir Suhadi mengatakan, pada 2003 Gayus menikah. Sejak saat itu, Gayus tak pernah kelihatan di rumah orang tuanya di daerah Papanggo, Priok, Jakarta Pusat.
Gayus kemudian tinggal bersama mertuanya di kawasan Kelapa Gading. Tapi, itu hanya bertahan sementara. Tak lama kemudian, dia sudah mampu hidup mandiri. Dia membeli rumah di kawasan elite di daerah Jakarta Utara itu. ''Kata anak-anak, rumah Gayus gede. Ada kolam renangnya,'' bisik salah seorang penjaga kios di gang dekat rumah Gayus.
Kekayaan Gayus setelah jadi pegawai pajak bukan hanya itu. Salah seorang warga menuturkan, dia sempat membeli sebuah apartemen mewah di daerah Cempaka Mas, Jalan Letjen Suprapto, Jakarta Pusat. Apartemen itu kini ditinggali dua adik Gayus, yakni Wiwit dan Detri. Padahal, apartemen mewah di Jakarta paling tidak dibanderol Rp 600 juta.
Amir menceritakan, dia pertama bertemu Gayus pada 2004 saat pemilu. Saat itu, Amir yang menjadi PPS (petugas pemungutan suara) meladeni Gayus yang masih mencoblos di kampung aslinya. Setelah empat tahun bekerja di Ditjen Pajak, Gayus pulang kampung membawa mobil. ''Kalau nggak Kijang Innova, ya Avanza. Pokoknya, antara dua itulah,'' kata Amir yang mengaku mengenal Gayus sejak ingusan.
Gayus adalah anak kedua di antara lima bersaudara. Sebelum pensiun, ayahnya, Amir Syarifuddin Tambunan, adalah pekerja di sebuah perusahaan swasta di Pelabuhan Tanjung Priok. Jika dibandingkan dengan warga lainnya, kehidupan mereka sangat sejahtera. Amir Syarifuddin memiliki lima anak. Semuanya lelaki, kecuali yang bungsu.
Semua anak Amir Syarifuddin menempuh pendidikan tinggi. Tak terkecuali Gayus. Setelah lulus SMA, Gayus masuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) dan lulus pada 2000. ''Saat kuliah di STAN, Gayus sudah jarang pulang. Mungkin, dia ngekos,'' kata Amir Suhadi.
Rumah Gayus di Papanggo kini sudah tidak ditempati. Sejak dia lulus, rumah itu awalnya didiami Amir Syarifuddin seorang diri. Ibu Gayus sudah meninggal sejak 1980-an. Namun, pada 2008, Amir Syarifuddin menikah lagi dan tinggal bersama istri keduanya di Depok, Jawa Barat.
''Pak Amir hanya ke sini paling dua atau tiga bulan sekali. Beberapa waktu lalu ke sini untuk melihat PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) rumahnya,'' kata Amir Suhadi. (aga/c3/iro)
Sumber: Jawa Pos, 24 Maret 2010