Ical Dituding Buat Kesepakatan dengan SBY Soal Pencopotan Sri Mulyani

MEMANASNYA rumor pelengseran Sri Mulyani Indrawati dari kursi Menkeu membuat Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie kebakaran jenggot. Sebab, Ical -demikian panggilan populer Aburizal Bakrie- dituding telah membuat kesepakatan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengenai pencopotan Sri Mulyani.

"Itu berita bohong besar. Tidak pernah ada kesepakatan semacam itu," kata Ical da­lam akun pribadinya di situs jejaring so­sial Twitter.

Ical menegaskan, pergantian seorang menteri merupakan hak prerogatif presiden. "Kuat benar menurut Anda Aburizal Bakrie ya? Padahal, pergantian seorang menteri kan hak prerogatif presiden," tambahnya.

Isu upaya Ical melengserkan Sri Mulyani dari kursi Menkeu berkembang setelah dilansir salah satu harian berbahasa Inggris di Jakarta kemarin (18/1). Disebutkan, seorang petinggi Golkar yang dekat dengan Ketua Umum DPP Golkar Aburizal Bakrie mengatakan pada Minggu (17/1), Presiden SBY telah bersepakat dengan Ical untuk mencopot Menkeu Sri Mulyani.

SBY bersepakat karena Sri Mulyani dianggap lalai berkonsultasi dalam kasus bailout Bank Century. Calon penggantinya adalah Kepala Badan Kebijakan Fiskal Anggito Abimanyu. Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha juga membantah adanya deal tersebut. "Informasi itu tidak benar," kata Julian.

Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso juga memastikan tidak ada kesepakatan antara Abu­rizal dan SBY untuk melengserkan Menkeu Sri Mulyani. ''Tidak ada deal-deal seperti itu," kata Priyo. Menurut dia, Partai Golkar tidak pernah menjadikan Pansus Angket Kasus Bank Century di DPR sebagai alat bargaining dengan SBY.

Partai Golkar, tegas Priyo, justru berkomitmen mendorong pansus terus berjalan sesuai koridor untuk menelusuri skandal bailout tersebut. ''Kalau ada yang salah, akan diproses secara politik di DPR, sekaligus diproses secara hukum oleh KPK. Kalau tidak terjadi pelanggaran, kasusnya otomatis harus di­tutup," tegas Priyo yang juga wakil ketua DPR itu.

Rumor pencopotan Menkeu Sri Mulyani menimbulkan kecemasan bagi pelaku pasar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal itu membuat para investor menahan diri. ''Sekitar 80 persen pelaku pasar di lantai bursa memang pihak asing,'' ujar pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ikhsan Modjo kemarin (18/1).

Hal itu membuat transaksi turun dibanding beberapa pekan lalu yang sempat menembus Rp 4 triliun. Pada penutupan perdagangan sore kemarin, ter­catat nilai transaksi Rp 2,761 triliun dengan volume 5,816 miliar lembar saham, dan total transaksi 76.173. Sebanyak 64 saham mengalami kenaikan, sementara 122 saham melemah, dan 69 saham terpantau stagnan. Indeks harga saham gabungan (IHSG) juga melemah 4,542 poin atau setara 0,17 persen menjadi 2.642,548.

''Tetapi, ekonomi Indonesia merupakan sebuah sistem yang tak bergantung pada orang per orang. Ibu Sri Mulyani merupakan salah aktor yang berperan dalam sistem itu. Jika benar dia dicopot, akan ada guncangan. Tetapi, tentu akan ada pemulihan setelah itu,'' tuturnya. (sof/pri/luq/owi/iro)

Sumber: Jawa Pos, 19 januari 2010

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan