Iklim Bisnis Indonesia Makin Tidak Ramah; Kalah dari Thailand, Vietnam, dan Filipina
Indonesia makin dijauhi investor. Ini berdasar survei Bank Dunia tentang peringkat negara-negara yang paling ramah bisnis. Jika tahun lalu Indonesia berada di posisi ke-131, tahun ini merosot ke posisi 135.
Dengan posisi itu, Indonesia berada jauh di bawah Singapura yang berada peringkat pertama, Thailand (18), dan Malaysia (25). Bahkan, Indonesia juga kalah daripada Vietnam (104) dan Filipina (121). Jika dibandingkan dengan negara lain sekawasan, Indonesia hanya unggul terhadap Kamboja (143), Laos (159), dan Timor Leste (174). Timor Leste menduduki peringkat terendah kedua setelah Republik Demokratik Kongo.
Singapura menjadi negara di dunia yang paling ramah pada 2005/2006. Ini dilihat dari berbagai indikator. Selandia Baru, yang tahun lalu menempati peringkat pertama, tahun ini menduduki peringkat kedua. Begitu laporan Bank Dunia yang dirilis menjelang pertemuan dengan IMF (Dana Moneter Internasional) pekan depan.
Negara Asia lain yang masuk jajaran sepuluh besar adalah Hongkong di peringkat kelima, di bawah AS (3) dan Kanada (4). Australia juga memperbaiki posisinya dari peringkat kesembilan tahun lalu naik ke posisi kedelapan. Jepang berada di posisi ke-11 dan Korea ke-23.
Ada sepuluh kategori sebagai acuan Bank Dunia untuk memotret iklim bisnis negara-negara yang disurvei. Antara lain, kelonggaran bagi investor yang akan memulai bisnis, perizinan, aturan tenaga kerja, kemudahan dalam kepemilikan properti, serta perlindungan terhadap investor.
Bank Dunia juga mengevaluasi aturan kredit, perpajakan, perdagangan lintas negara, serta kepatuhan terhadap kontrak yang telah disepakati, tulis laporan tadi. Setiap indikator itu diberi bobot. Bobot rata-rata setiap negara akan menentukan peringkat negara tersebut.
Dicontohkan, di Singapura, untuk memulai sebuah bisnis, hanya dibutuhkan enam prosedur yang selesai dalam enam hari. Di Indonesia butuh 12 prosedur dan baru tuntas 97 hari.
Bagaimana soal kekuatan ekonomi baru Asia seperti Tiongkok? Republik Rakyat Tiongkok ternyata hanya menduduki peringkat ke-93. Tetapi, posisi ini lebih baik daripada tahun lalu (108). Peringkat Tiongkok naik karena berhasil mereformasi ekonomi dan menjadikan negara tersebut sebagai salah satu di antara sepuluh ekonomi dunia yang memberikan kemudahan dalam prosedur perizinan usaha.
Terkait reformasi perizinan, Tiongkok menduduki posisi sepuluh besar, tulis laporan yang diterbitkan bersama oleh Bank Dunia dan International Finance Corporation (IFC) itu.
Disebutkan, pemerintah Tiongkok mempercepat perizinan bisnis, meningkatkan perlindungan investor, dan memangkas jalur merah dalam perdagangan antarnegara. Tiongkok juga mengembangkan daftar informasi kredit untuk kredit konsumsi. Sampai saat ini, 340 juta penduduk Tiongkok telah mendapatkan pinjaman dari bank. (fan/fp)
Sumber: Jawa Pos, 7 September 2006