Isu Politik Uang Mulai Ramaikan Kampanye [08/06/04]
Tim kampanye pasangan calon presiden dan wakil presiden dari Partai Amanat Nasional Amien Rais dan Siswono Yudohusodo menuding ada pasangan calon presiden lain yang melakukan permainan politik uang untuk menarik dukungan masyarakat. Kami khawatir politik uang ini bisa mempengaruhi pilihan rakyat dalam pemilihan 5 Juli mendatang, kata Din Syamsuddin, anggota tim sukses Amien-Siswono, dalam jumpa pers di Gedung Pengurus Pusat Muhammadiyah, Jakarta, kemarin. Amien dan Siswono sendiri tidak hadir dalam acara itu.
Syamsuddin yang didampingi anggota tim sukses Amien-Siswono lainnya, termasuk di antaranya Ketua Umum Partai Nasionalis Banteng Kemerdekaan, Erros Djarot, mengaku sudah menerima banyak laporan terjadinya politik uang dari sejumlah organisasi massa Islam. Menurut data yang dikumpulkan pihaknya, uang pembagian tim sukses para calon presiden masuk sampai tingkat kelurahan bahkan kampung. Semua kecipratan duit mendadak dengan syarat harus memilih calon presiden tertentu, katanya. Meski didesak wartawan, Syamsuddin menolak menyebutkan siapa saja calon presiden yang terindikasi melakukan politik uang. Belum waktunya, ujarnya.
Di tempat yang sama, Erros Djarot menilai kekuatan politik uang ini berpotensi mengubah 180 derajat citra seorang calon presiden atau wakil presiden yang semula negatif dalam waktu singkat. Memang lebih mudah menjual orang yang kurang bersih ketimbang calon yang terbukti bersih, katanya. Meluasnya praktek penggunaan uang dan barang untuk mempengaruhi pilihan politik rakyat ini, menurut Erros, membuat nilai Pemilihan Presiden berkurang. Rakyat memilih tidak lagi berdasarkan nurani, katanya.
Dihubungi terpisah, anggota Panitia Pengawas Pemilu Pusat Didik Supriyanto menilai sinyalemen tim sukses Amien-Siswono ini harus ditindaklanjuti dengan laporan resmi. Kalau memang targetnya menegakkan hukum, mereka harus melapor pada Panwaslu dengan bukti dan data yang ada, katanya kepada Koran Tempo tadi malam. Selama belum dilaporkan secara resmi, menurut dia, Panwaslu tidak bisa mengambil tindakan apa-apa.
Dalam suasana kampanye mendekati hari pemilihan, Didik menilai, tudingan satu pihak kepada pihak lainnya akan terus bermunculan. Supaya fair, sebaiknya jangan hanya bicara. Silakan laporan ke Panwaslu agar hukum bisa ditegakan, katanya. Jika tidak, ia khawatir tudingan demi tudingan itu hanya merupakan bagian dari kampanye hitam para kandidat untuk mendiskreditkan satu sama lain.
Tudingan tim sukses Amien-Siswono ini sendiri ditanggapi dingin tim sukses calon presiden lainnya. Fachrul Ujud, anggota tim sukses Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla, memastikan kandidat yang diusungnya tidak akan melakukan politik uang. Meskipun menurut data kekayaan para calon presiden dan wakil presiden yang dirilis Komisi Pemberantasan Korupsi pekan lalu, Kalla memang menempati perangkat teratas sebagai kandidat terkaya dengan nilai kekayaan mencapai lebih dari Rp 122 miliar, ia menjamin kekayaan itu tak akan digunakan untuk menarik simpati masyarakat dengan cara-cara di luar ketentuan undang-undang. Semua kekayaan Pak Kalla didapat dengan halal dan selama ini dikeluarkan dengan cara halal pula, katanya.
Pasangan SBY dan Kalla, menurut Fachrul, juga tidak khawatir jika ada kandidat yang berusaha menggunakan uang untuk mempengaruhi rakyat. Lihat saja pemilu April lalu. Yang melakukan politik uang, belum tentu menang, katanya.
Dari Surabaya, Jawa Timur, tim sukses Megawati-Hasyim Muzadi juga menolak mentah-mentah tudingan kubu Amien. Saiful Bahri Anshori, anggota tim sukses kubu Hasyim, menilai tuduhan itu sangat sumir dan salah-salah justru bisa membingungkan masyarakat. Harus diperjelas siapa yang melakukan money politics. Kalau hanya tudingan, saya khawatir akan menjadi fitnah, kata Wakil Sekjen Pengurus Besar Nadhlatul Ulama kepada Tempo News Room, tadi malam. Ia menilai tidak ada alasan bagi tim sukses Amien-Siswono menyembunyikan kubu calon presiden yang ditengarai melakukan politik uang. Jika khawatir diserang balik, mereka bisa melapor kepada Panwaslu dan Komisi Pemilu, katanya.
Sebagai tokoh politik yang memiliki latarbelakang cukup bersih, Anshori berharap, Amien Rais dan tim suksesnya tidak memberikan pendidikan politik yang buruk pada masyarakat. Misalnya, dengan tidak melontarkan tuduhan tanpa bukti atau fakta, katanya setengah menyindir.
Anshori mengaku yakin, tuduhan kubu Amien tidak diarahkan pada Megawati maupun Hasyim. Pasalnya, meski tudingan tim sukses Amien-Siswono tidak menyebut nama, Anshori menegaskan kubunya tak pernah terlibat kegiatan bagi-bagi uang untuk memperoleh dukungan. Kami tidak dalam posisi was-was, katanya.
Dalam UU Nomor 23 Tahun 2003 tentang Pemilihan Presiden sendiri, ketentuan yang mengatur larangan melakukan politik uang, sudah cukup jelas. Dalam pasal 42 ayat (1) peraturan itu, tercantum : Pasangan calon dan/atau tim kampanye dilarang menjanjikan dan/atau memberikan uang atau materi lainnya untuk mempengaruhi pemilih. Hanya saja, sesuai ayat kedua dalam pasal yang sama, sanksi pembatalan pencalonan bagi pasangan calon presiden dan wakil presiden yang terbukti melakukan politik uang hanya bisa dilakukan jika sudah ada putusan pengadilan berkekuatan hukum tetap.
Ditemui awal pekan lalu, anggota Komisi Pemilu Mulyana W. Kusumah membenarkan komisinya baru bisa menindak pelaku politik uang setelah secara hukum, pasangan kandidat itu terbukti melakukannya. Apabila belum terbukti, Komisi Pemilu tidak bisa melakukan apapun, katanya. wahyu d/istiqomatul/ecep sy
Sumber: Koran Tempo, 8 Juni 2004