Jangan Selewengkan Kepedulian Ini
Solidaritas untuk korban gempa dan tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam mengalir dari segenap lapisan masyarakat. Tragedi mahadahsyat itu membuat berbagai perusahaan dan perorangan terketuk hatinya untuk memberikan sumbangan. Media massa dan lembaga-lembaga sosial juga secara spontan bertindak sebagai koordinator pengumpul sumbangan, dari yang bernilai ribuan rupiah sampai miliaran rupiah. Begitu pula para aktivis mahasiswa di kampus-kampus sudah turun ke jalan-jalan untuk mengumpulkan uang recehan dari pemakai jalan.
Solidaritas ini patut dibanggakan. Dalam sekejap sudah terkumpul sumbangan dari masyarakat bernilai puluhan miliar rupiah. Namun, penanganan korban gempa dan tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam memerlukan bantuan bermiliar-miliar. Kerusakan sedemikian parahnya, sesuatu yang tak mungkin bisa diatasi sendiri oleh pemerintah. Bahkan sampai saat ini, setelah tiga hari musibah berlalu, belum bisa dilakukan penghitungan berapa kerugian dari musibah ini dan berapa dana yang akan dibutuhkan untuk rehabilitasi. Jangankan mendata kerusakan, menghitung jumlah nyawa yang melayang saja masih mengalami berbagai hambatan karena rusaknya infrastruktur di Aceh. Beberapa daerah, termasuk pulau-pulau kecil di kawasan Samudra Indonesia di utara Pulau Nias, belum bisa dikunjungi. Kalau di Pulau Nias saja korban sedemikian banyak, bagaimana nasib pulau yang lebih dekat dengan episentrum gempa itu?
Berkaitan dengan pengumpulan sumbangan ini, kita ingin mengingatkan instansi dan lembaga yang menghimpun sumbangan untuk bertindak jujur dan transparan dalam mengelola bantuan yang masuk. Kepercayaan dari masyarakat jangan sampai disalahgunakan untuk kepentingan yang bukan untuk membantu korban, apalagi kalau sampai diselewengkan.
Masyarakat umumnya tak lagi melakukan kontrol, apakah sumbangannya disalurkan dengan benar atau tidak. Masyarakat sudah merasa agak lepas dari impitan duka yang dalam karena bisa melaksanakan dorongan hatinya untuk membagi kepedihan dengan saudara-saudaranya di Aceh dan Sumatera Utara. Karena itu, instansi dan lembaga yang mengelola sumbangan hendaknya menyalurkan titipan kepedulian ini dengan benar.
Dalam hal ini, pemerintah hendaknya ikut aktif mengatur lalu lintas bantuan. Koordinasi ini penting agar tidak terjadi tumpang-tindih dan menghindari ketidakadilan, ada yang dapat bantuan berlebih dan ada yang tidak terjangkau bantuan. Selain mengatur lalu lintas sumbangan, juga perlu diatur tahap-tahap pemberian sumbangan. Tahap pertama dan yang paling utama adalah menyalurkan bantuan bahan makanan dan obat-obatan. Para pengungsi sangat membutuhkan makanan, apalagi penduduk yang menyelamatkan diri tanpa bisa dipantau petugas, harus segera ditemukan dan didrop bahan makanan. Tahap selanjutnya tentulah sesuai dengan prioritas, apakah itu masalah sandang, pangan, dan pada akhirnya perbaikan infrastruktur.
Gempa dan bencana tsunami yang melanda Nanggroe Aceh Darussalam dan Provinsi Sumatera Utara ini sungguh dahsyat dan wajar pulalah mendatangkan kepedulian bagi setiap anak bangsa. Karena itu, sangatlah tidak masuk akal jika sumbangan yang mengalir dari masyarakat tanpa ada yang mengkomando itu, diselewengkan oleh oknum-oknum tertentu.
Tulisan ini merupakan tajuk rencana Koran Tempo, 29 Desember 2004