Janggal, Susno Sebut Tak Ada Suap di KPK
Fokus Gempa, SBY Batal Umumkan Plt Pimpinan
Tim pengacara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ternyata tidak sembarang melaporkan Kabareskrim Komjen Pol Susno Duadji ke Irwasum Polri. Menurut mereka, Susno justru pernah mengatakan tidak ada kasus penyuapan terhadap pimpinan lembaga antikorupsi itu.
Hal itu terungkap saat Susno datang ke KPK menemui pimpinan pada 15 Juli 2009. ''Di hadapan pimpinan KPK, dia menyatakan tidak pernah ada penyuapan yang masuk ke pimpinan KPK,'' kata Ahmad Rifai, salah seorang pengacara KPK, kemarin (1/10).
Menurut Rifai, sebelumnya para pimpinan KPK, terutama Chandra M. Hamzah dan Bibit S. Riyanto, dipanggil karena kasus penyalahgunaan wewenang. Namun, itu berlanjut kepada kasus dugaan suap. ''(Saat diperiksa) tidak ada satu pun pertanyaan tentang penyuapan,'' urai Rifai.
Dengan alasan ada kejanggalan itu, Chandra dan Bibit melalui tim pengacara melaporkan Susno kepada inspektur pengawasan umum (Irwasum) Senin (28/9). Tindakan Susno yang tidak konsisten dalam penyidikan itu dinilai telah melanggar pasal 6 PP tentang Disiplin Polri, yakni mengubah materi penyidikan.
Seperti diketahui, Chandra dan Bibit ditetapkan sebagai tersangka karena penyalahgunaan wewenang. Namun, penyidikan berlanjut dengan adanya dugaan suap dari pengusaha Dirut PT Masaro Anggoro Widjojo kepada pimpinan KPK. Berkaitan dengan dugaan suap itu, Chandra dan Bibit secara tegas membantah.
Ari Muladi yang disebut-sebut menyerahkan uang kepada pimpinan KPK juga membantah dugaan tersebut. Menurut kuasa hukumnya, Ari menyerahkan uang melalui pengusaha bernama Yulianto alias Anto. ''Sebab, klien saya tidak kenal dengan pimpinan KPK,'' kata Sugeng Teguh Santosa, pengacara. Ari Muladi telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polri terkait kasus penggelapan dan penipuan.
Menurut Sugeng, kliennya menerima Rp 5,1 miliar dari Anggodo (adik Anggoro) untuk mengurus kasus Masaro yang ditangani KPK. Namun, dengan adanya bantahan Chandra dan Bibit, uang yang diberikan kepada Yulianto tidak sampai. ''Justru kami sedang mengkaji untuk memerkarakan Yulianto,''
Kemarin penyidik Polri kembali melakukan pemeriksaan terkait dugaan suap itu. Giliran Wakil Ketua KPK M. Jasin dan Haryono Umar yang dimintai keterangan. ''Hampir sama dengan pemeriksaan yang dulu, tapi sekarang untuk Pak Bibit,'' kata Jasin. Dia mengatakan tidak tahu-menahu dugaan suap yang diterima koleganya sesama pimpinan KPK.
Berkaitan dengan pelaksana tugas (Plt) pimpinan KPK, kemarin tim lima sudah menyerahkan tiga nama kepada presiden. Anggota tim lima yang menemui Presiden SBY adalah Menko Polhukam Widodo A.S. dan Menkum HAM Andi Mattalatta.
Namun, SBY batal mengumumkan. Alasannya, konsentrasi pemerintah tertuju kepada tanggap darurat korban gempa di Sumatera Barat. ''Kita konsen kepada gempa dulu,'' kata Andi Mattalatta kemarin.
Berdasar informasi, tiga nama yang dipilih tim lima sudah final menjadi Plt pimpinan KPK, yakni, Tumpak H. Panggabean, Waluyo, dan Mas Ahmad Santosa. Mereka memenuhi unsur yang selama ini disebut tim lima. Yakni, dari internal KPK (Waluyo), mantan pimpinan KPK (Tumpak), dan non-KPK (Ahmad Santosa). (rdl/fal/sof/iro)
Sumber: Jawa Pos, 2 Oktober 2009