Jihad Lawan Korupsi, Selamat Berjuang Generasi Muda...
Persiapan yang dilakukan sejumlah elemen pemuda untuk menyambut aksi memperingati Hari Antikorupsi Sedunia yang jatuh hari ini, Rabu (9/12), ternyata tak main-main. Selain memantapkan rencana aksi dan persiapan fisik lainnya, mereka juga berusaha memperoleh dukungan moral dan spiritual dari para sesepuh bangsa.
Hal itulah yang dilakukan sejumlah anak muda yang tergabung dalam Poros Muda Nahdlatul Ulama di Jakarta, Selasa kemarin. Mereka sengaja bersilaturahim dan meminta restu dan nasihat dari pada pimpinan Pengurus Besar NU. ”Dengan bekal ini, kami berharap agar dalam melaksanakan aksi besok (hari ini) tidak lepas dari tradisi dan bimbingan ulama,” kata salah satu aktivis Poros Muda NU, Syaiful Arief.
Poros Muda NU bukanlah organisasi yang secara struktural menginduk kepada PBNU. Organisasi ini hanya berisikan anak-anak muda yang memiliki basis kultural NU dan kelompok-kelompok kajian di sejumlah kampus perguruan tinggi.
Menurut Syaiful, upaya yang dilakukan anak-anak muda itu sebagai bentuk jihad melawan korupsi dan krisis moral bangsa. Perlawanan terhadap korupsi tidak boleh berhenti karena kenyataannya praktik-praktik korupsi terus merebak dari hari ke hari.
Poros Muda NU juga mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk organisasi massa keagamaan, untuk melakukan otokritik terhadap diri mereka dari persoalan korupsi. Seluruh elemen bangsa harus menjaga diri mereka agar selalu bersih dan tidak akan melakukan praktik korupsi sekecil apa pun.
Nasihat
Gayung pun bersambut. Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi yang didampingi Ketua PBNU Ahmad Bagdja dan Andi Jamaro Dulung pun memberikan nasihat, restu, dan doa agar mereka tidak melenceng dari niat perjuangannya untuk memberantas korupsi.
”Wajar generasi muda bergelora untuk memberantas korupsi karena masa depan mereka masih panjang. Generasi muda butuh kondisi negara yang bisa memberi kepastian, bukan yang justru membuat mereka frustrasi. Anak muda butuh Indonesia yang bersih dari korupsi,” katanya.
Hasyim mengingatkan tujuan aksi anak-anak muda itu adalah memberantas korupsi, bukan memberantas koruptor. Saat ini sudah banyak koruptor yang ditangkap, tetapi selalu muncul koruptor-koruptor baru yang baru muncul saat sudah menduduki jabatan tertentu.
Karena itu, pengungkapan skandal Bank Century diharapkan menjadi titik tolak penegakan hukum yang berkeadilan di Indonesia dan penataan lembaga-lembaga penegak hukum. Ketidakadilan hukum bisa mengakibatkan ketidakadilan ekonomi yang akan membuat generasi muda semakin apatis dengan masa depan mereka.
Selain itu, Hasyim juga mengingatkan bahwa banyak pihak yang sudah antre untuk memanfaatkan idealisme anak-anak muda itu. Dalam setiap aksi akan selalu muncul pahlawan, relawan, penyusup, dan juga pengkhianat. Karena itu, anak-anak muda diharapkan tetap menggunakan rasionalitas dan doa di tengah aksi yang penuh emosional dan heroik.
”Jangan karena mau berbuat baik justru tidak sampai kepada kebaikannya karena dibenturkan oleh pihak lain. Jangan karena nanti sampai terjadi anarki, justru tidak dipercaya lagi oleh masyarakat dalam memberantas korupsi,” katanya.
Selain restu, doa panjang pun dipanjatkan Hasyim. Pembacaan doa hizib nashr itu pun menjadi istimewa karena doa itu hanya dibacakan dalam kondisi-kondisi khusus.
Ahmad Bagdja mengatakan, doa hizib nashr umumnya dibacakan dalam keadaan yang sangat serius dan bentuk permohonan yang luar biasa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Doa itu diharapkan menjadi pertahanan batin bagi anak-anak muda agar mereka tidak melenceng atau dipengaruhi pihak lain.
Terkait kekhawatiran sejumlah pihak, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, bahwa aksi memperingati antikorupsi yang dilakukan sejumlah elemen bangsa hari ini akan ditunggangi oleh kepentingan politik tertentu, Bagdja mengatakan, kekhawatiran itu wajar dan boleh-boleh saja. Tetapi, kekhawatiran itu tidak boleh mengalahkan manfaat yang bisa diperoleh dari peringatan yang ada serta berkembang menjadi ketakutan tak berdasar. ”Jangan sampai kekhawatiran itu menyebabkan hilangnya momentum memberantas korupsi hingga tuntas,” tambahnya.
Para pimpinan PBNU pun memberikan restu kepada anak-anak muda. ”Selamat berjuang demi Indonesia ke depan yang lebih baik,” pungkas Hasyim. (M Zaid Wahyudi)
Sumber: Kompas, 9 Desember 2009