Jumlah Pendaftar Calon Pemimpin KPK Capai 624
Seperti banyak diterka, pendaftar calon pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi pada hari terakhir kemarin membeludak. Total jumlahnya hingga pukul 17.00 kemarin mencapai 624 orang. Dari jumlah itu, 190 orang mendaftar melalui pos dan 434 lainnya mendatangi langsung Panitia Seleksi KPK di Departemen Pemberdayaan Aparatur Negara, Jakarta.
Di antara mereka yang mendaftar pada detik-detik terakhir terdapat nama Marwan Effendy (Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur), Saut Situmorang (juru bicara Departemen Dalam Negeri), Rusdy Tahir (mantan Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta), Yahya Ombara (mantan anggota tim sukses SBY), dan Ahmad Taufik (jurnalis majalah Tempo)
Menurut Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Taufiq Effendi, jumlah ini cukup banyak dibanding pada 2004, yang 513. Arahnya, KPK kali ini dapat menangkap 'ikan-ikan' besar, ujarnya kemarin.
Siapa saja yang lolos seleksi tahap awal, kata Taufiq, akan diumumkan pada 12 Juli nanti.
Pendaftaran calon pemimpin KPK telah dimulai 14 Juni lalu. Pendaftaran akan ditutup 3 Juli. Rencananya, hasil seleksi tiap tahap akan diumumkan di media massa. Pada 5 Oktober dijadwalkan sepuluh nama sudah disampaikan kepada Presiden. Panitia seleksi mentargetkan pelantikan pemimpin baru dapat dilaksanakan pada 19 Desember 2007, sebelum masa jabatan pemimpin KPK 2003-2007 selesai 29 Desember mendatang. Sorta Tobing
Sumber: Koran Tempo, 4 Juli 2007
-----------
Jaksa Senior Daftar KPK
Pendaftar Calon Pimpinan KPK Berjumlah 662 Orang
Pada hari terakhir pendaftaran calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK, para jaksa senior mulai mendaftar. Jaksa Agung merekomendasikan lima nama jaksa senior, di antaranya para kepala kejaksaan tinggi. Sementara itu, mantan Kepala Kejati DKI Jakarta Rusdi Taher mendaftar sendiri.
Jumlah pendaftar pada hari terakhir pendaftaran calon pimpinan KPK, Selasa (3/7), membeludak mencapai 662 orang. Angka ini naik secara signifikan dalam dua hari terakhir. Pekan lalu jumlah pelamar baru mencapai angka 195 orang, pada hari Senin melejit menjadi 402 orang, dan pada hari Selasa melonjak menjadi 662 orang.
Angka pelamar kali ini melebihi jumlah pelamar pada tahun 2003 yang mencapai angka 513 orang.
Lima nama jaksa senior yang direkomendasikan Jaksa Agung adalah Alex Sato Bya (Jaksa Agung Muda Tata Usaha Negara), Togar R Hutabarat (jaksa fungsional), Marwan Effendi (Kepala Kejati Jawa Timur), Masyhudi Ridwan (Kepala Kejati Sulsel), dan Antasari Azhar (Direktur Penuntutan pada Pidana Umum). Mantan Jampidum M Prasetyo juga mendaftarkan diri.
Meliyus, staf kejaksaan yang diutus membawa berkas lima jaksa itu, mengaku hanya utusan saja. Saya cuma disuruh membawa berkas-berkas ini, kata Meliyus seusai mendaftarkan kelima jaksa tersebut.
Menurut Arif, staf pendaftaran, pada berkas lima jaksa itu dilampirkan surat rekomendasi yang ditandatangani Jaksa Agung Hendarman Supandji. Biodata para jaksa juga ditandatangani Jaksa Agung.
Sementara itu, para jaksa yang direkomendasikan oleh Jaksa Agung juga datang sendiri-sendiri ke ruang pendaftaran. Saat ditanya apakah dirinya sudah meminta izin Jaksa Agung, Antasari menjawab, Saya ini terikat dalam sistem organisasi.
Jajaran pejabat di Komisi Pendaftaran Korupsi (KPK) juga ikut mendaftar, yaitu Wakil Ketua KPK Amin Sunaryadi, Deputi KPK Junino Jahja, Deputi KPK Waluyo, dan Direktur Penyelidikan KPK Iswan Elmi.
Mantan Kepala Polda Metro Jaya Nurfaizi dan Faried Bustomy serta dua anggota Tim Tastipikor, AKBP Slamet Pribadi dan Ismu Gunadi Widodo, juga ikut mendaftar.
Pensiunan hakim, Amirrudin Zakaria, yang pernah menangani kasus Akbar Tandjung, juga ikut mendaftar. Mantan Ketua KPPU Sutrisno Iwantono juga tercantum sebagai salah satu pendaftar. Sutrisno mengatakan terkejut namanya didaftarkan.
Christianto Wibisono, pendiri Pusat Data Bisnis Indonesia, didampingi Teten Masduki dan Mohammad Sobari, pun mendaftarkan diri.
Infiltrasi
Teten Masduki dari Indonesia Corruption Watch (ICW) mengatakan, seharusnya Jaksa Agung tidak perlu mengirim jaksa-jaksa untuk menjadi pimpinan KPK.
Ini namanya infiltrasi. Bagaimana KPK bisa membersihkan kejaksaan dan kepolisian kalau pimpinannya dijabat oleh jaksa dan polisi. Kejaksaan seharusnya menjadi mitra KPK untuk membersihkan institusinya, ujar Teten. (VIN)
Sumber: Kompas, 4 Juli 2007
-------
Terjaring, 642 Orang Calon Pemimpin KPK
Masa pendaftaran calon pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kemarin ditutup. Hingga pukul 17.00, pendaftar yang terdata di panitia seleksi (pansel) berjumlah 642 orang. Jumlah ini sekaligus menepis anggapan bahwa pendaftaran calon pemimpin KPK sepi peminat.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) Taufik Effendi menyatakan lega atas banyaknya pendaftar itu. Syukur alhamdulillah, berkat doa rekan-rekan, yang mendaftar semakin banyak. Bahkan, jumlahnya lebih banyak daripada tahun 2003, kata Menpan.
Kita ingin bisa menangkap ikan-ikan besar. Karena itu, kita butuh komposisi pemimpin KPK yang berkualitas, tegasnya.
Setelah dilakukan pendataan awal, sambung Taufik yang kemarin memakai atasan batik merah muda itu, proses selanjutnya adalah seleksi administrasi. Hasilnya akan kita umumkan kepada masyarakat tanggal 12 Juli mendatang, ujarnya.
Salah satu tujuan diumumkannya nama-nama yang telah lolos seleksi administrasi itu adalah untuk mendapatkan masukan masyarakat. Kita juga ingin masyarakat ikut memberikan penilaian terhadap nama yang kita sodorkan, bebernya. Lebih lanjut dia mengatakan, masukan masyarakat bisa diberikan langsung ke Kantor Pansel KPK di Kantor Menpan, Jalan Panglima Sudirman, dan bisa juga diberikan melalui SMS.
Koordinator ICW (Indonesia Corruption Watch) Teten Masduki mengaku sudah tahu beberapa nama pendaftar. Saya cukup optimistis dengan nama-nama tersebut. Saya rasa dari nama-nama itu, tim Pansel KPK akan dapat menemukan 10 calon yang bakal diajukan ke presiden, bebernya. Bahkan, dia mengaku dari data pendaftar kemarin bisa diambil lebih dari 10 nama calon yang akan diajukan ke presiden.
Meski sempat memuji, Teten mengajukan kritik terhadap nama-nama jaksa dan polisi yang masuk dalam daftar calon pemimpin KPK. Yang harus dibersihkan KPK terlebih dulu adalah unsur kejaksaan dan kepolisian sehingga kasus kredit macet bisa diselesaikan, tegasnya. Dia pun lantas berargumen, jika ada pemimpin KPK yang berasal dari kedua unsur tersebut, dikhawatirkan penangangan kasus kredit macet akan terhambat. Akan ada rasa ewuh pakewuh. Kalau di level penuntut atau penyidik, tidak apa-apa, urainya.
Di antara nama-nama yang terdaftar, ada nama Wakil Ketua KPK Periode 2003-2007 Amin Sunaryadi, ekonom yang dikenal dekat dengan Gus Dur (Christianto Wibisono), mantan Kajati DKI Jakarta Rusdi Taher, anggota Tim Pembela Muslim (TPM) Mahendra Datta, dan Direktur Penuntutan Pidana Umum Kejaksaan Agung Antariksa Ashar. (nue/ein)
Sumber: Jawa Pos, 4 Juli 2007