Kapolri Beri PR Kompolnas
Kapolri Jenderal Pol Sutanto kemarin menggelar ramah tamah dengan anggota Komisi Kepolisan Nasional (Kompolnas) yang baru terpilih. Kapolri meminta Kompolnas ikut memikirkan sejumlah kesulitan yang dihadapi polisi.
Salah satu hambatan itu, menurut Kapolri, adalah kemampuan gelar pasukan di lapangan yang sangat terbatas. Padahal, ancaman bisa terjadi kapan dan di mana saja.
Ini bukan tugas ringan. Ini PR (bagi Kompolnas) untuk memperjuangkan penambahan anggaran Polri supaya kita bisa bergerak lebih cepat, pintanya. Anggaran Polri pada 2006 sebesar Rp 16,778 triliun. Rencana anggaran untuk 2007 sebesar Rp 18,230 triliun.
Mantan Kapolda Jatim itu juga menyinggung pemeo di masyarakat yang mengatakan bahwa jika melapor hilang kambing ke polisi, berarti akan kehilangan kerbau. Menurut Kapolri, itu terjadi karena keterbatasan gaji anggota Polri.
Idealnya, lanjut dia, gaji anggota Polri pangkat terendah Rp 7 juta hingga Rp 12 juta untuk pangkat tertinggi. Nah, kita baru Rp 1,5 juta, jelasnya. Karena itu, peningkatan anggaran untuk Polri harus dipikirkan bersama.
Tapi, kita masih tetap bersyukur karena tidak semua polisi (memeras) begitu, imbuhnya. Bahkan, ada anggota polisi yang meninggalkan istrinya berbulan-bulan untuk mengejar tersangka teroris. Akibatnya, istrinya dibawa orang asing dan akhirnya cerai. Ini risiko, tegasnya.
Kapolri berharap banyak pada Kompolnas. Kapolri juga menyebut Kompolnas seperti komisaris dalam sebuah perusahaan. Awalnya sempat terpikir Kompolnas disingkat K(omisi) K(epolisan) N(asional). Tapi, kalau KKN konotasinya negatif, akhirnya jadi Kompolnas itu, lanjutnya.
Kapolri berjanji akan memberikan akses yang seluas-luasnya bagi Kompolnas. Dia segera menyediakan instrumen dan seorang berpangkat Brigjen Pol untuk diperbantukan di sekretariat Kompolnas.
Kompolnas sendiri beranggotakan sembilan orang. Tiga orang dipilih secara ex officio. Mereka adalah Menko Polhukam Widodo A.S. (ketua merangkap anggota), Mendagri M. Ma