Karena Fachry, Komitmen PKS Dipertanyakan
Komitmen Partai Keadilan Sejahtera dalam pemberantasan korupsi dipertanyakan banyak pihak. Gara-garanya adalah pernyataan Wakil Sekretaris Jenderal PKS Fachry Hamzah di televisi soal penahanan Bibit Samad Rianto dan Chandra M. Hamzah. "Pernyataannya menyakitkan, membabi-buta," kata aktivis Indonesia Corruption Watch, Illian Deta Arta Sari, kemarin.
Dalam sebuah sesi dialog di televisi, Fachry melontarkan pendapat yang menyudutkan Komisi Pemberantasan Korupsi. Dia antara lain mengatakan bahwa kerja KPK selama ini sering ngawur. KPK juga dinilainya kerap meremehkan kepolisian dan kejaksaan.
Sikap Fachry bertolak belakang dengan sikap mantan Presiden PKS Hidayat Nur Wahid. Bekas Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat itu menilai alasan polisi menahan Bibit dan Chandra mengada-ada. Karena itu, Hidayat siap menjaminkan dirinya untuk pembebasan Bibit dan Chandra.
Juru bicara Dewan Pimpinan Pusat PKS, Mabruri, menolak anggapan bahwa pernyataan Fachry adalah sikap resmi PKS. "Itu pendapat pribadi Fachry," kata Mabruri saat dihubungi kemarin.
Mabruri mengakui pernyataan itu bisa merusak citra partai karena Fachry adalah wakil sekretaris jenderal partai. Namun, PKS tidak akan memberikan teguran kepada Fachry. "Biar dia jelaskan sendiri," kata Mabruri.
Meski ada bantahan Mabruri, protes terhadap PKS telanjur merebak. Menurut Illian, ICW akan menemui pimpinan pusat PKS untuk mempertanyakan komitmen partai yang melejit dengan slogan "Bersih dan Peduli" itu. "Sangat disayangkan jika PKS mengambil posisi keliru," ujar Illian.
Pernyataan Fachry juga memantik reaksi keras dari para pengguna jejaring Facebook. Sebuah grup di Facebook bahkan mengkampanyekan penarikan Fachry dari parlemen. Aris Ristiawan, anggota grup tersebut, mengatakan, jika PKS tidak mengambil tindakan tegas, dia menduga perolehan suara partai itu akan melorot. "Lihat saja, pada Pemilu 2014, suara PKS akan terjun payung," katanya. Dwi Riyanto Agustiar | Riky Ferdianto
Sumber: Koran Tempo, 2 November 2009