Kasus Gayus Melelahkan dan Merepotkan Banyak Orang...
Rabu (12/1) sekitar pukul 22.30, Hotma Sitompul, kuasa hukum mantan pegawai pajak Gayus HP Tambunan dalam dugaan kasus pemalsuan identitas paspor, keluar dari Gedung Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Pemeriksaan dugaan kasus pemalsuan identitas paspor itu memang dilakukan penyidik siang dan malam. Penyidik terus bekerja meminta keterangan dan menyelesaikan berkas pemeriksaan Gayus, termasuk mengejar tersangka baru. ”Lihat saja, sudah jam berapa ini. Ini pun belum selesai,” kata Hotma.
Selama ini kasus Gayus memang sudah merepotkan banyak pihak. Hakim di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan selama ini pun menangani banyak perkara terkait dengan kasus Gayus Tambunan.
Keberanian Gayus berangkat ke luar negeri menggunakan paspor asli dengan identitas palsu kini melahirkan masalah baru yang tak kalah rumit, yaitu dugaan praktik mafia keimigrasian.
Penyidik masih terus mendalami munculnya paspor atas nama Sony Laksono dengan foto Gayus yang berambut palsu dan berkacamata. Praktik seperti itu menunjukkan ketidakberesan sistem administrasi paspor.
Tentu tak hanya Gayus yang merepotkan. Banyak hal yang membuat penanganan kasus Gayus terkesan semakin membingungkan dan ruwet.
Mengapa? Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Mafia Hukum selama ini juga dinilai tidak jelas dan fokus menangani dugaan kasus mafia pajak, termasuk penanganan dugaan pemalsuan identitas paspor Gayus.
Saat memberikan keterangan kepada wartawan, Rabu malam, Hotma Sitompul justru mempertanyakan motif Sekretaris Satgas Pemberantasan Mafia Hukum Denny Indrayana yang menyebarkan foto paspor Gayus di twitter.
Selain itu, kata Hotma, Denny juga menghubungi Milana Anggraeni, istri Gayus, lewat blackberry messenger (BBM). Salah satunya berbunyi, Sampai kapan mbak akan bertahan. Ayo kita jujur saja, sudah mulai muncul Rani (Milani, istri Gayus), harusnya jadi tersangka juga.
Hotma mempertanyakan apa maksud pesan Denny itu. ”Kelihatannya Denny tahu banyak. Namun, mengapa tidak melapor ke polisi,” tanya Hotma.
Terkait pernyataan Hotma itu, Denny menjelaskan, memang benar ada komunikasi melalui BBM antara dirinya dan Milana. Komunikasi itu dilakukan untuk menggali informasi terkait dengan pengungkapan praktik mafia pajak dan mafia peradilan yang diduga dilakukan Gayus.
”Komunikasi itu dilakukan dalam rangka menjalankan tugas Satgas untuk memberantas mafia hukum,” kata Denny. Inti pembicaraan dalam komunikasi BBM itu, antara lain, adalah Milana mengakui bahwa dari cerita suaminya, Gayus, pertemuan antara Satgas dan Gayus di Singapura memang suatu yang kebetulan.
Pembicaraan juga terkait upaya Denny meyakinkan Milana untuk menyatakan apa yang sebenarnya terjadi dengan jujur setelah terbongkar kasus Gayus dan Milana ke Bali.
Setelah terbongkar Gayus dan Milana ke luar negeri, Denny kembali meminta Milana untuk bersikap jujur dan kooperatif. Apalagi, terbuka kemungkinan Milana menjadi tersangka.
Terkait pemuatan gambar paspor ”aspal” Gayus di twitter, menurut Denny, hal itu bukan perbuatan yang tidak dilarang oleh UU. Foto paspor itu juga didapat secara sah melalui Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Kasus Gayus sungguh melelahkan dan merepotkan banyak pihak. Sampai kapan kasus Gayus tak tertangani tuntas? (FER)
Sumber: Kompas, 14 Januari 2011