Ketua MPR: Tangkap Keluarga Koruptor
Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menyarankan agar keluarga koruptor turut ditangkap dan bukan hanya koruptornya. Menurut dia, koruptor sering kali melakukan kejahatan atas dorongan dari keluarga mereka.
Ini untuk menghadirkan efek jera agar keluarga menjadi benteng untuk mengingatkan pejabat atau mereka yang akan melakukan korupsi, ujar Hidayat usai mengikuti pertandingan bola voli antara Tim PKS melawan Tim Kepresidenan yang dipimpin Presiden Yudhoyono di Senayan, Jakarta, kemarin.
Hidayat juga mendukung pelaksanaan hukuman mati bagi para koruptor. Kalaupun mereka tidak dihukum mati, harta mereka harus disita seluruhnya. Mereka juga harus diadili sekerasnya tanpa proses pengadilan yang bertele-tele.
Hidayat berharap pemerintah Indonesia melalui kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke China pada 27 hingga 30 Juli 2005, dapat menarik pelajaran dari negeri tersebut dalam menerapkan hukuman keras terhadap para koruptor.
Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menganggap perlunya keluarga para koruptor ditangkap sebagai upaya untuk memperluas kampanye pencegahan tindakan korupsi.
Salah satu yang bisa dipelajari dan diadopsikan dan itu mungkin, yakni penghukuman yang sangat berat kepada para koruptor secara langsung. Jadi, tidak perlu melakukan pengadilan yang bertele-tele, apalagi akhirnya dibebaskan, kata Hidayat.
Hukuman keras itu, ujar Hidayat, harus benar-benar diterapkan kepada siapa pun yang terbukti melakukan korupsi dan merugikan keuangan negara serta kepercayaan rakyat. Bahkan, Hidayat menyatakan para koruptor wajar jika dikenai hukuman mati sambil dirinya mengutip bahwa Nahdlatul Ulama memfatwakan dibolehkannya hukuman mati bagi koruptor.
Kalaupun tidak dihukum mati, maka hukuman yang sangat keras diterapkan dengan penyitaan aset ekonomi yang dimiliki para koruptor, katanya.(Hnr/Ant/P-3).
Sumber: Media Indonesia, 1 Agustus 2005