Korupsi BLBI; Jihad Lawan Koruptor Bukan Anarkis
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Din Syamsuddin menegaskan, jihad melawan koruptor BLBI bukan tindakan anarkis.
Jihad ini merupakan gerakan moral untuk mendukung pemberantasan korupsi yang dilakukan pemerintah. Itu sebabnya, jihad yang dilakukan jangan dianggap sebagai langkah anarkis.
Hal itu disampaikan Din kepada wartawan di Jakarta, Kamis (5/7). Jihad ini tidak membidik perorangan ataupun kelompok tertentu, namun lebih menjadi pendorong moral bagi aparat penegak hukum agar tidak ragu-ragu dalam memberantas korupsi, ujar Din, menanggapi perkembangan upaya pemberantasan korupsi Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI).
Menurut Din, persoalan pemberantasan korupsi tetap harus mengikuti aturan yang berlaku. Artinya, tujuan baik dari keinginan memberantas korupsi jangan dikotori dengan aksi yang pada akhirnya malah justru bisa merugikan.
Kita akan melobi berbagai pihak, memberi dorongan moral dan semangat kepada siapa saja bahwa umat Islam ingin korupsi sirna dari bumi Indonesia, ujarnya.
Niat baik
Pakar filsafat Islam, Dr Haidar Bagir, mengatakan, jihad melawan koruptor yang dideklarasikan tokoh-tokoh Islam harus dihargai sebagai niat baik. Namun, niat baik ini tidak cukup dan masyarakat tetap menantikan aksi nyata dari gerakan tersebut.
Saya melihat aksi ini sebagai reaksi nyata dari langkah ormas Islam untuk menunjukkan kepeduliannya pada kondisi bangsa. Dan, ini merupakan langkah maju, ujarnya.
Langkah maju yang dimaksud Haidar adalah ormas Islam yang selama ini dianggap hanya memerhatikan persoalan-persoalan klasik saja ternyata sudah melihat masalah nyata. Persoalan klasik itu, misalnya isu Ahmadiyah.
Kita berprasangka baik saja bahwa yang mereka perjuangkan tersebut memang dilakukan dengan niat baik demi pemberantasan korupsi di negeri ini. Kita lihat saja langkah yang akan mereka ambil, ujarnya. (MAM)
Sumber: Kompas, 6 Juli 2007