Korupsi Memalukan Islam
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta Muktamar Muhammadiyah tidak hanya membahas pergantian kepemimpinan, melainkan juga memikirkan persoalan bangsa. Salah satu yang harus dipikirkan adalah pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang masih sering terjadi di negeri ini.
Pernyataan itu diungkapkan Presiden SBY ketika meresmikan pembukaan Muktamar Ke-45 Muhammadiyah dan Aisyiyah di Stadion Gajayana Malang, Jawa Timur, tadi malam. Acara yang dimulai sekitar pukul 20.00 itu juga dihadiri Ibu Negara Ny Ani Yudhoyono dan para menteri Kabinet Indonesia Bersatu. Tampak juga beberapa pimpinan ormas. Misalnya, Ketua PB NU Hasyim Muzadi dan Ketua Dewan Syura PKB Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Juga hadir Ketua MPR Hidayat Nurwahid dan Gubernur Jatim Imam Utomo.
Presiden SBY mengajak peserta muktamar juga memikirkan persoalan moral yang sedang dihadapi bangsa ini. Sebab, selama ini, Muhammadiyah dinilai sebagai salah satu ormas yang peduli dan memikirkan keterpurukan bangsa.
Setelah kita merdeka 60 tahun, moral bangsa kita belum baik. Reformasi belum sepenuhnya bisa memperbaiki moral, terutama dalam memberantas KKN, kata presiden dalam sambutannya di hadapan ribuan peserta, peninjau, dan penggembira yang memadati Stadion Gajayana.
Presiden SBY mengakui, masih banyak pejabat yang menggunakan kekuasan dan kewenangannya untuk melakukan KKN tanpa merasa malu. Alangkah malunya bila Indonesia sebagai bangsa yang mayoritas beragama Islam dan merupakan negara muslim terbesar di dunia tetapi angka korupsinya juga tertinggi di dunia, tandas SBY.
Presiden kembali menegaskan komitmennya untuk memberantas KKN melalui penegakan hukum dan tindakan aparat secara tegas. Namun, upaya itu dirasakan belum optimal jika para pemimpin organisasi kemasyarakatan tidak memberikan dukungan penuh.
Ketika hukum belum bisa ditegakkan dan aparat belum efektif, maka kesadaran moral yang bisa, tegasnya. Kesadaran moral bisa menyadarkan kita bahwa korupsi pelanggaran terhadap nilai-nilai agama, tambahnya.
Karena itu, SBY berharap agar para peserta muktamar terlibat aktif dalam penyusunan program-program persyarikatan selama lima tahun ke depan, termasuk upaya pemberantasan korupsi. Presiden juga mengajak warga Muhammadiyah untuk bersama-sama membangun kesadaran bersama agar umat Islam jauh dari korupsi. Sebab, korupsi hanya akan menyengsarakan umat dan negara.
SBY melanjutkan, pemimpin organisasi harus berani mengakui keberhasilan maupun kegagalannya. Dengan sikap seperti itu, maka pemimpin organisasi akan dinamis dan mampu menjawab tantangan ke depan, ujarnya.
Setelah sambutan, Presiden SBY membuka Muktamar Ke-45 Muhammadiyah dan Aisyiyah dengan menekan sirine yang disusul dengan nyala kembang api.
Sebelumnya, Ketua PP Muhammadiyah Syafi