Komisi Pemberantasan Korupsi melakukan investigasi penyelenggaraan haji 2009 dengan mendatangi embarkasi haji di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, kemarin. Lima anggota komisi antikorupsi, yang semuanya perempuan, dipimpin oleh Fungsional Litbang KPK Aida Ratna Zulaiha. Mereka tiba di asrama haji sekitar pukul 16.00 WIB dan langsung menyebar untuk melihat langsung pelaksanaan haji di tempat itu.

Sekretaris Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya Najiyullah menyatakan rencana kedatangan lima anggota KPK itu sudah disampaikan kepada PPIH Surabaya. Namun, kelima anggota KPK itu tidak bersedia diperlakukan secara khusus. "Mereka tidak mau kami jemput. Hotel tempat menginap pun kami juga tidak diberi tahu," kata Najiyullah.

Karena itu, Najiyullah menambahkan, pihaknya tidak melakukan penyambutan khusus bagi kedatangan lima anggota KPK tersebut. "Kami sudah bekerja sebagaimana pedoman yang ada. Kami yakin pelaksanaan haji kali ini tidak ada penyimpangan," katanya.

Dari pantauan Tempo, setiba di asrama haji, kelima anggota KPK itu langsung masuk ke beberapa ruangan. Mereka antara lain masuk ke ruang persiapan keberangkatan dan melihat proses administrasi calon haji. Aida Ratna mengaku bahwa kedatangan mereka ke Surabaya hanya untuk melengkapi data kajian tentang sistem haji. "Surabaya hanya untuk melengkapi data. Sudah kami pantau sistem haji ini sejak Januari lalu," katanya.

Investigasi pelaksanaan sistem haji ini, menurut Aida, merupakan agenda KPK setelah mendapatkan masukan dari beberapa pihak, termasuk masukan dari Departemen Agama. "Kami mendapatkan laporan adanya banyak pungli, ternyata tidak semua benar. Sebab, kebijakan tarif haji tiap daerah memang berbeda," katanya.

Selain melihat langsung proses penyelenggaraan haji, Aida menambahkan, proses investigasi akan dilakukan dengan mengkaji undang-undang maupun peraturan haji. "Bisa jadi undang-undangnya memang menyebabkan adanya potensi penyimpangan," katanya. FATKURROHMAN TAUFIQ

Sumber: Koran tempo, 27 Oktober 2009