KPK Gelar Rekonstruksi di Rumah Antony Zeidra
Rekonstruksi dimulai dari halaman garasi rumah dengan pagar tertutup.
Tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi menggelar rekonstruksi penyerahan uang dari Bank Indonesia di kediaman mantan anggota Komisi Keuangan dan Perbankan Dewan Perwakilan Rakyat, Antony Zeidra Abidin. Rekonstruksi dimulai sekitar pukul 20.00 WIB kemarin di rumah yang berlokasi di Jalan Gandaria Tengah I Nomor 5, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Hingga tadi malam para petugas KPK tak memberikan keterangan apa pun mengenai status Antony, yang kini menjabat Wakil Gubernur Jambi, dalam kasus ini. Sebelumnya, KPK menetapkan tiga tersangka dari Bank Indonesia. Mereka adalah Gubernur BI Burhanuddin Abdullah, Direktur Hukum BI Oey Hoey Tiong, dan Kepala Perwakilan BI Surabaya Rusli Simanjuntak.
Dalam rekonstruksi itu, Antony diperankan oleh seorang penyidik KPK. Begitu juga para pelaku lain yang turut terlibat. Rekonstruksi dimulai dengan kedatangan tim penyidik ke lokasi dengan tiga buah mobil.
Satu mobil di antaranya, yakni Mazda E2000 hijau, merupakan kendaraan operasional yang digunakan pada saat peristiwa terjadi pada 2003. Di dalam mobil ini terdapat Antony, pengurus Yayasan Pengembangan Perbankan Indonesia Asnar Ashari, dan Jonathan, sopir yang mengantar mereka.
Selang 25 menit kemudian, tiga mobil Kijang KPK datang membawa Rusli Simanjuntak dan mantan anggota Komisi IX DPR, Hamka Yamdu. Keduanya menumpang mobil Toyota Kijang perak bernomor B-2801-BS dan turun dengan kawalan ketat. Mereka datang dari Hotel Sultan, di mana rekonstruksi lain dalam kasus yang sama dilakukan.
Tidak lama kemudian rekonstruksi dimulai dari halaman garasi rumah dengan pagar tertutup itu. Pada adegan pertama, Rusli dan Asnar turun dari mobil Mazda yang disopiri Jonathan. Ketiga tokoh asli pada malam itu hadir dan hanya melihat guna memastikan adegan sesungguhnya yang diperankan para penyidik.
Di tengah berjalannya rekonstruksi, kuasa hukum Antony, Maqdir Ismail, terlihat datang. Ia berusaha mengintip dari luar pagar dan tidak ikut masuk. Saya tahu karena ditelepon seorang teman, makanya saya kemari, kata Maqdir. TOMI | WAHYUDIN FAHMI | CHETA NILAWATY
Sumber: Koran Tempo, 28 Februari 2008