KPK Periksa Pemberi Cek Pelawat
“Kami tidak tahu dan kaget Dengan informasi itu.”
Komisi Pemberantasan Korupsi telah memeriksa sebagian mantan anggota Komisi Perbankan Dewan Perwakilan Rakyat 1999-2004 yang diduga menerima cek pelawat setelah pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia pada Juni 2004.
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Antasari Azhar bahkan mengakui lembaganya telah memeriksa pemberi cek perjalanan tersebut. "Permintaan keterangan tersebut dalam rangka konfirmasi," kata Antasari lewat pesan pendek kemarin.
Ia menjawab pertanyaan Tempo ihwal adanya pemeriksaan atas petinggi PT First Mujur Plantation and Industry yang diduga membagikan cek perjalanan kepada anggota Dewan pada Jumat lalu.
"Belum ada fakta yang signifikan yang mengaitkan (orang yang membagikan cek) dengan anggota DPR. Kami akan telusuri dari penerima dan sebagainya," Antasari menambahkan.
Menurut majalah Tempo edisi terbaru yang terbit hari ini, PT First Mujur membagikan uang dari Bank Artha Graha ada kaitan dengan terpilihnya Miranda Swaray Goeltom menjadi Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia. Melalui First Mujur, duit dari Artha Graha itu kemudian beralih wujud menjadi 480 lembar cek pelawat masing-masing senilai Rp 50 juta yang diterbitkan Bank Internasional Indonesia. Cek inilah yang dibagikan kepada para politikus pemberi suara untuk Miranda.
Tomy Winata, Wakil Komisaris Utama Artha Graha, membantah keterlibatan banknya dalam kasus dugaan penyuapan anggota Dewan. "Aduh, gosip lagi. Sudah deh, capek! Orang demen ya ngejelek-jelekin saya. Iya dah, anggap nggak ada saja," kata Tomy kepada Tempo.
Wagner Tobing, Kepala Bagian Personalia dan Umum PT First Mujur, malah mengatakan kepada Tempo, "Kami tidak tahu dan kaget dengan informasi itu."
Agus Condro Prayitno, anggota Komisi Perbankan DPR yang membuka tabir dan mengaku menerima 10 lembar cek pelawat itu, sudah memberikan bukti-bukti tersebut kepada KPK. Dalam kasus ini, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan telah menemukan lebih dari 400 cek pelawat yang diberikan kepada 41 anggota Komisi Perbankan DPR yang mendukung pencalonan Miranda.
Iswan Elmi, Direktur Penyelidikan KPK, menyatakan sebagian penerima cek telah dimintai keterangan sejak Jumat lalu. "Sudah ada yang diperiksa beberapa hari lalu, tapi saya nggak hafal," kata Iswan kepada Tempo kemarin, "Beberapa orang penerima cek perjalanan lainnya juga akan diperiksa Komisi pekan ini."
Beberapa kolega Agus yang diduga menerima dan mencairkan cek perjalanan dalam kasus terpilihnya Miranda, seperti Budiningsih dan dan Ni Luh Mariani Tirtasari, menolak berkomentar. "Halo, tadi menghubungi saya ya? Ada perlu apa?" kata Ni Luh, kepada Tempo kemarin. Begitu dia tahu bahwa Tempo hendak meminta klarifikasi soal cek pelawat, telepon genggamnya langsung dimatikan.
Terkait kasus cek ini, Agus Condro berencana mendatangi kantor KPK hari ini. "Senin saya dipanggil Komisi. Mungkin ada hal yang ingin diperdalam," katanya. DWI WIYANA | SUTARTO | EKO ARI
Siapa Pencair Cek Suap
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) pada 9 September 2008 melaporkan adanya aliran 480 lembar cek pelawat kepada 41 anggota Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat periode 1999-2004. Entah kebetulan atau tidak, jumlah anggota DPR yang memberikan suara kepada Miranda Swaray Goeltom dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia pada 8 Juni 2004 juga berjumlah 41 orang. Cek-cek itu berasal dari uang Bank Artha Graha yang dikucurkan kepada PT First Mujur Plantation.
Yang Mencairkan Cek
(Gambar diagram pie berbentuk koin bergambar kepala Miranda S Goeltom)
53 Anggota Komisi IX (Perbankan) DPR-RI 1999-204
41 Anggota memberi suara untuk Miranda Swaray Goeltom
Detail 41:
9 anggota mencairkan sendiri (74 lembar)
6 anggota mencairkan lewat kerabat (71 lembar)
26 anggota mencairkan lewat orang lain (335 lembar)
"Mudah-mudahan nama saya tidak tercantum, kan saya memang tidak terima."
ujar Emir Moeis (Fraksi PDIP), Ketua Komisi IX, ketika dimintai konfirmasi oleh Tempomengenai namanya yang termasuk penerima cek yang mencairkan sendiri.
Catatan: Nama-nama penerima cek lihat di majalah Tempoedisi ....
Rapat Penentuan Suara Fraksi (Menurut pengakuan Agus Condro Prayitno)
Tanggal: Sekitar dua hari sebelum uji kepatutan
Tempat: Hotel Dharmawangsa
Hadir: Miranda S. Goeltom
Peserta: 10-11 orang (8 orang selain dirinya yang diingat Agus Condro)
1. Panda Nababan
2. Tjahjo Kumolo
3. Agus Condro
4. Emir Moeis
5. Max Moein
6. Dudhie Makmun Murod
7. Rusman Lumbantoroan
8. Williem M. Tutuarima
9. Matheos Pormes
Rapat Pembagian Cek (Menurut pengakuan Agus Condro Prayitno)
Tanggal: 9 Juni 2004
Tempat: Ruang kerja Emir Moes, Ketua Komisi IX dari Fraksi PDI Perjuangan, di lantai 10 gedung Nusantara I DPR RI Jakarta, seusai sidang Komisi.
Peserta:
1. Emir Moeis
2. William Tutuarima
3. Mathius Formes
4. Dudhie Makmun Murod
5. Agus Condro Prayitno
6. Budiningsih
7. Muhammad Iqbal
MODUS SUAP DPR VERSI Ketua PPATK Yunus Husein
- Dana dari kandidat
- Ada komitmen atau janji kebijakan
- Dana swasta yang bergerak di sektor keuangan. Ini modus yang tersering, menurut Yunus.
dody hidayat | budi setyarso | Eko Nopiansyah | Eko Ari Wibowo
Sumber: Koran Tempo, 22 September 2008