KPK Periksa Yusron Ihza Mahendra

Anggota Komisi Pertahanan dan Luar Negeri Dewan Perwakilan Rakyat, Yusron Ihza Mahendra, yang juga pendiri firma hukum Ihza & Ihza, kemarin dimintai keterangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Terkait dengan soal Motorbike, kata juru bicara KPK, Johan Budi S.P., ketika dihubungi Tempo kemarin.

Anggota Komisi Pertahanan dan Luar Negeri Dewan Perwakilan Rakyat, Yusron Ihza Mahendra, yang juga pendiri firma hukum Ihza & Ihza, kemarin dimintai keterangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Terkait dengan soal Motorbike, kata juru bicara KPK, Johan Budi S.P., ketika dihubungi Tempo kemarin.

Namun, Johan enggan menjelaskan kasus tersebut. Menurut dia, saat ini kasus tersebut masih dalam penyelidikan. Baru pengumpulan data, keterangan dan bahan dari beberapa orang, ujarnya. Tapi Johan mengaku belum mengetahui secara pasti siapa-siapa saja yang sudah menjalani pemeriksaan.

Kantor hukum Ihza & Ihza pernah menjadi sorotan setelah berhasil mencairkan duit Tommy Soeharto US$ 10 juta dari Banque Nationale de Paris (BNP) Paribas, London, pada 2004. Kantor yang juga didirikan oleh Yusril Ihza Mahendra itu menggunakan rekomendasi Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dalam pencairan dana. Transfer duitnya pun memakai rekening departemen ini (Koran Tempo, 13 Maret 2007).

Surat rekomendasi itu dibawa oleh Hidayat Achyar, pengacara di firma hukum Ihza & Ihza. Hidayat mengatakan dana yang dicairkan adalah milik perusahaan Motorbike Corporation, yang berpusat di Bahama (Koran Tempo, 3 Maret 2007).

Dihubungi terpisah, Yusron mengakui adanya pemeriksaan atas dirinya oleh KPK. Mulai pukul 10, selesai sebelum pukul 12, kata Yusron ketika dihubungi Tempo. Namun, menurut dia, penyidik hanya memeriksanya selama satu jam.

Materi pemeriksaan, kata dia, soal keterkaitan firma hukumnya dengan kasus tersebut. Namun, ia mengaku tidak mengetahui banyak soal kegiatan firmanya saat pencairan itu terjadi. Saya tidak begitu aktif di law firm sejak aktif di DPR, katanya. SHINTA EKA | PURBORINI

Sumber: Koran Tempo, 17 April 2008

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan