KPUD Tidak Atur Kampanye di Luar Jadwal
Media diminta memberi diskon yang sama saat kandidat beriklan.
Komisi Pemilihan Umum Daerah Jakarta menyatakan tidak berwenang mengatur kampanye di luar jadwal yang telah ditentukan. Masa kampanye kandidat Gubernur Jakarta berlangsung mulai 24 Juli sampai 3 Agustus mendatang.
Berdasarkan pantauan Tempo, sejak dua bulan terakhir ini, para kandidat telah memasang spanduk, poster, stiker, dan iklan, baik di media cetak, online, audio, maupun televisi. Akan kami larang kalau kandidat itu sudah ditetapkan sebagai cagub, kata Muhammad Taufik, anggota KPUD Jakarta, kepada Tempo kemarin.
Penetapan itu diumumkan 2 Juli mendatang. Sebelum waktu penetapan, kata Taufik, tak aneh jika para kandidat mempromosikan diri secara jorjoran, baik di televisi, media online, radio, maupun di media cetak.
Dalam beriklan, KPUD meminta media memberi diskon yang sama bagi kandidat yang ingin memasang iklan. Pemberlakuan diskon itu berlaku pada masa kampanye. Sangat tidak adil bila suatu media memberikan diskon yang berbeda kepada setiap kandidat, ujar Taufik.
Perbedaan diskon, kata dia, akan dihitung sebagai sumbangan. Sesuai dengan aturan, berlaku batas maksimal Rp 50 juta dari individu dan Rp 350 juta bagi badan hukum. Jika terbukti melebihi, yang menang bisa tidak dilantik, kata Taufik.
KPUD meminta Dewan Pers dan Komisi Penyiaran Indonesia mensosialisasi ketentuan tersebut kepada media massa. Ini gagasan baru, ujar Wikrama Abidin, anggota Dewan Pers, menanggapi diskon tersebut.
Menurut dia, ada aspek moral, bisnis, bahkan bisa juga pribadi. Sebab, bisa jadi ada kandidat yang punya saham di perusahaan media itu. Diperkirakan uang yang berputar dalam pemilihan kepala daerah Jakarta Rp 4 triliun.
Hal senada diungkapkan Wakil Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Fetty Fajriati. Saya menyetujui permintaan KPUD, ucapnya. Pemberlakuan diskon yang sama itu untuk memberikan porsi yang adil bagi semua kandidat.
Menurut Wakil Ketua Dewan Pers Leo Batubara, media yang keuangannya lemah akan memberikan diskon yang lebih tinggi dibanding media yang secara finansial kuat. Itu untuk menarik minat pemasang iklan, ujarnya. REZA MAULANA
Sumber: Koran Tempo, 21 Juni 2007