Lendo Novo, The Most Dangerous Man, Pilih Mundur

Lendo Novo, tenaga Ahli BUMN Bidang Pengolahan Data, Informasi, dan Investigasi, memilih hengkang dari Kementrian BUMN. Dicopotnya Menteri BUMN Sugiharto membuat sosok yang disebut-sebut sebagai The Most Dangerous Man tersebut harus mundur.

Saya resign (mundur) saja Mas. Saya di sini karena diajak Pak Sugiharto. Kalau beliau turun, secara etis saya harus mundur, kata Lendo kepada Jawa Pos kemarin.

Selama di bawah Sugiharto, Lendo memang memimpin tim khusus yang bertugas memperbaiki good and corporate governance di BUMN. Timnya-lah yang mengawasi kinerja direksi-direksi BUMN.

Tim ini punya kekhasan. Kami bisa menata manajemen BUMN dengan dana minimal. Tim ini juga sangat solid, namun memang saya harus berhenti, ujar mantan aktivis mahasiswa IPB tersebut.

Soal pengunduran dirinya, Lendo tidak mau disebut tak bisa bekerja sama dengan Sofyan Djalil, menteri BUMN yang baru. Kalau Pak Sofyan Djalil minta didukung, saya dukung. Tapi, saya sudah waktunya di luar. Masih banyak tempat buat saya, ujar pria yang pernah dibui karena berdemonstrasi menolak kedatangan Mendagri Rudini di IPB tersebut.

Lendo juga enggan disebut menyerah dalam mengungkap kasus-kasus korupsi BUMN. Bapak lima anak tersebut menilai posisi di luar kementrian BUMN justru membuatnya leluasa. Dia juga merasa tak akan kehilangan jaringan untuk mem-back-up direksi-direksi BUMN yang melakukan korupsi. Dia menjamin, koruptor di BUMN tak akan bersorak-sorai dengan pengunduran dirinya.

Teman-teman yang peduli akan pemberantasan korupsi masih banyak di BUMN. Saya kira tidak masalah meski sudah tidak di dalam. Malah sekarang lebih bebas, ujar pencetus Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) tersebut.

Dia juga tidak bisa memastikan apakah tim yang ditinggalkannya bakal diisi orang lain. Tim tersebut, memang hanya ada saat kementrian BUMN dipimpin Sugiharto. Staf Lendo sendiri memang tidak terang-terangan ngantor di BUMN. Di ruangannya, Lendo tak ditemani anggota timnya.

Lendo punya tim khusus. Semuanya profesional dengan pengalaman rata-rata 15 tahun. Mereka adalah ahli intelijen, penyidikan, audit keuangan, audit forensik, dan sebagainya. (sof)

Sumber: Jawa Pos, 9 Mei 2007

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan