Megawati tidak Mau Lakukan Politik Uang [21/06/04]
Capres dari PDIP Megawati Soekarnoputri minta massa pendukungnya tidak mendesak dirinya melakukan politik uang dan korupsi, karena hal itu justru akan berdampak buruk terhadap jalannya pemerintahan.
Jangan ajari (minta) saya untuk korupsi, kata Megawati saat melakukan kampanye di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, kemarin.
Kampanye tersebut dihadiri sekitar 50-70 ribu orang. Massa tersebut tersebut berada di bangku-bangku stadion dan juga di tengah lapangan bola. Mereka menggunakan kaus merah kombinasi putih dengan gambar pasangan capres-cawapres Megawati-Hasyim Muzadi serta mengibar-kibarkan bendera bergambar pasangan tersebut.
Sebelum pidato dilakukan, mereka antara lain dihibur oleh musik, barongsay, dan Reog Ponorogo. Hadir pula pada acara tersebut Hasyim Muzadi, suami Megawati Taufiq Kiemas, Wasekjen PDIP Pramono Anung, Jacob Nuwa Wea, Noviantika Nasution, serta Ketua Umum DPP Partai Damai Sejahtera (PDS) Ruyandi Hutasoit.
Megawati meminta massa pendukungnya mewaspadai jika ada pihak yang memberikan bantuan, baik makanan maupun uang, untuk memilih calon tertentu pada hari-hari menjelang pemungutan suara presiden pada 5 Juli 2004. Megawati mengharapkan massa pendukungnya menolak hal tersebut. Memang ada yang mengatakan, Bu Mega bantu kami dong, beri beras dan makanan, katanya.
Namun ia mengatakan, jika ia memberikan bantuan tersebut maka akan memerlukan banyak dana. Apa saya mesti korupsi? katanya. Untuk itu, Megawati meminta agar pendukungnya tidak meminta dirinya untuk melakukan korupsi.
Pada kesempatan itu, Megawati juga meminta pendukungnya untuk mencoblos capres dan cawapres dengan nomor urut dua sehingga dia bisa terpilih dalam satu putaran saja atau memperoleh suara lebih dari 50 persen.
Sebelumnya, Hasyim Muzadi saat berkampanye mengajak semua komponen masyarakat membangun Indonesia. Untuk membangun Indonesia, katanya, perlu ada persatuan seluruh rakyat Indonesia. Untuk membangun Indonesia juga perlu membangkitkan rasa kebangsaan dan meningkatkan martabat bangsa. Tidak boleh lagi kita menjadi kuli dan budak di negeri sendiri. Kita harus mandiri termasuk dalam bidang ekonomi, katanya.
Selain itu, perlu pemerintahan yang loyal kepada bangsa, negara serta antara pemimpin dan rakyat tidak boleh ada sekat yang memisahkan. Sebelum pasangan tersebut berpidato, pendukung Megawati-Hasyim yang terdiri dari beberapa komponen masyarakat melakukan deklarasi mendukung pasangan tersebut pada pemilu presiden 2004 serta menyarankan seluruh masyarakat Indonesia untuk memilih pasangan itu.
Namun pada kesempatan itu mereka juga meminta agar pasangan itu meningkatkan kesempatan kerja dan kesejahteraan masyarakat, mewujudkan wajib belajar, memberantas KKN, serta memajukan kebudayaan nasional yang berkepribadian Indonesia.
Selain kampanye di Stadion Utama Gelora Bung Karno, tim kampane Mega-Hasyim juga membagikan 20.000 bunga mawar serta stiker dan buku-buku di berbagai pusat keramaian, yaitu Pondok Indah Mall, Taman Anggrek, Plaza Senayan, dan Bundaran Hotel Indonesia, yang akan dilakukan oleh mahasiswa dan pelajar. (Tia/Ant/P-5)
Sumber: Media Indonesia, 21 Juni 2004