Mengecam Kekerasan Terhadap Aktivis dan Menolak Bungkam!
Pernyataan Sikap Indonesia Corruption Watch
Terkait Penganiyaan dan Pembacokan terhadap Tama Satrya Langkun
Aktivis ICW, Tama Satrya Langkun, Peneliti Divisi Investgasi ICW, dihadang, dipukuli, dianiaya dan dibacok pada Kamis dinihari, 8 Juli 2010 sekitar pukul 03.45. Akibat insiden percobaan pembunuhan tersebut, Tama menderita memar, luka trauma benda tumpul di beberapa bagian badan dan tangan, serta luka bacokan dengan 29 jahitan benang di bagian kepala.
Dari kronologis yang dikumpulkan berdasarkan fakta dan keterangan saksi (kronologis terlampir), dapat disimpulakan bahwa kekerasan yang dialami Tama bukanlah kekerasan kriminal biasa dan bukan disebabkan oleh masalah personal. Ada beberapa alasan yang bisa dijelaskan untuk memperkuat dugaan itu: (1) tidak ada persoalan atau perselisihan di jalan sebelum insiden ini terjadi, (2) tidak ada kehilangan atau perampasan barang berharga seperti yang terjadi pada peristiwa perampokan, (3) pelaku berjumlah banyak dan berkelompok, (4) yang menjadi korban hanya saudara Tama, yang mengindikasikan, bahwa korban sudah diincar sebelumnya.
Insiden ini adalah bagian dari kejadian atau indikasi sebelumnya. Seperti kontak yang intensif dari orang-orang yang tidak dikenal, atau yang mengaku wartawan yang menanyakan dengan detail tentang aktivitas Tama sehari-hari. Terjadi juga indikasi pengintaian oleh orang-orang asing di sekitar lingkungan ICW selama satu-dua minggu terakhir.
Untuk itu dapat disimpulkan bahwa kejadian yang menimpa Tama berkaitan dengan pekerjaan yang dilakukan di ICW dan berkaitan dengan kasus yang ditangani Tama sebagai aktivis ICW.
Insiden yang menimpa Tama Satrya Langkun adalah salah satu dari sederet panjang kekerasan terhadap aktivis pro demokrasi yang terjadi di Indonesia. Sebelumnya juga telah terjadi pemukulan, pembakaran rumah dan serangkaian intimidasi yang menimpa kalangan aktivis di banyak daerah.
Terkait kekerasan ini kami menyampaikan:
- Kecaman keras atas kekerasan dan penganiayaan fisik terhadap Sdr Tama Satrya Langkun atau aktivis pro demokrasi yang lain.
- Bahwa kejadian ini adalah bentuk dari lemahnya sistem perlindungan dan jaminan rasa aman dari pemerintah terhdapa masyarakat,
- Bahwa kejadian ini adalah bagian bentuk perlawanan terhadap upaya-upaya pemberantasan korupsi, yaitu : teror fisik untuk membangun rasa ketakutan di kalangan aktivis antikorupsi, khusunya aktivis ICW, oleh pihak-pihak yang terganggu oleh aktivitas ICW.
Karena itu kami menuntut:
- Kepolisian dan aparat penegak hukum untuk secara tuntas menyelesaikan kasus kekerasan terhadap aktivis.
- Kepada Pemerintah untuk segera mengambil alih secara politis tindakan kekerasan fisik terhadap aktivis antikorupsi dengan lebih sungguh-sungguh dan konkrit dalam upaya pemberantasan korupsi.
- Kepada LPSK untuk segera mengmabil langkah-langkah perlindungan terhadap gerakan kritis di masyarakat untuk mencegah terjadinya kekerasan politik.
- Kepada seluruh rakyat Indonesia untuk terus bersama berjuang melawan pembungkaman kekuasaan terutama dalam penuntasan kasus-kasus kejahatan publik, termasuk korupsi.
Jakarta, 8 Juli 2010
Koalisi Masyarakat Sipil Anti Kekerasan
--------------------
Kronologis Pembacokan Tama Satrya Langkun
Kamis dinihari, tanggal 8 Juli 2010 sekitar pukul 03.45 terjadi insiden pemukulan yang disertai pembacokan terhadap Tama Satrya Langkun, Peneliti Divisi Investigasi Publik, Indonesia Corruption Watch.
Pagi dinihari itu, Tama berboncengan dengan Sdr. Khaddafi (rekan mitra ICW dari Sulawesi Tenggara) pulang dari Nonton Bola bareng di kawasan Kemang, Jakarta Selatan menuju kantor ICW di Jalan Kalibata Timur IV D. No. 6, Kalibata Jakarta Selatan.
Tidak jauh dari perempatan lampu merah Jln. Duren Tiga Raya dan Jln. Mampang Prapatan, motor yang dikendarai Tama dipepet oleh 2 buah sepeda motor dan satu buah Avanza Silver. Motor Tama yang terdesak ke arah kiri kemudian jatuh. Khadaffi yang berboncengan dengan Tama jatuh duluan ke arah belakang dan terseret di Jalan Raya. Khadafi mengalami memar di bagian punggung belakang serta lecet di bagian tangan.
Tama yang jatuh kemudian terseret oleh sepeda motor dan jatuh ke arah kanan. Kaki kanan Tama mengalami luka lecet yang serius serta mengalami memar yang memanjang dari atas tumit hingga ke dengkul.
Setelah terjatuh, Tama yang masih menggunakan helm Standard kemudian didatangi oleh 4 orang, yaitu 2 orang pengemudi motor dan 2 orang yang berboncengan. Mobil Toyota Avanza Silver berhenti di lokasi kejadian.
Insiden pemukulan kemudian terjadi. Helm Tama dibuka oleh pelaku dan Tama dipukuli berkali-kali dan kemudian dibacok di bagian kepala. Pemukulan yang dilakukan menyisakan luka memar di bagian belakang dan lengan atas Tama. Pembacokan di bagian kepala menyebabkan 3 buah luka sayatan yang menganga cukup lebar. Satu luka di kepala bagian depan, dengan 12 jahitan, dan dua luka di bagian belakang, masing-masing dengan11 jahitan dan 7 jahitan, sehingga total luka di bagian kepala berjumlah 29 jahitan.
Dari kondisi luka bacokan yang tersayat rapi, diduga pelaku menggunakan senjata tajam dari jenis logam. Khadafi yang sempat melihat alat yang digunakan untuk membacok Tama, membenarkan warnanya abu-abu keperakan. (perlu ditambahkan hasil visum)
Pengakuan Tama, pelaku yang memukuli berjumlah 4 orang, dan yang membacok orang yang berbadan tegap, tinggi sekitar 168 cm dan logat bahasa seperti orang dari wilayah Indonesia Timur.
Setelah insisen pemukulan pelaku dengan sepeda motor langsung bergegas pergi termasuk mobil Toyota Avanza Silver. Tidak lama kemudian, Toyota Avanza Silver yang sebelumnya berada di lokasi kejadian kembali lagi dan mengembalikan Helm yang sebelumnya digunakan oleh korban.
Pada saat kejadian, lokasi tempat terjadinya pemukulan sepi dan gelap tidak ada seorangpun yang menolong kedua korban. Plat nomor dua buah motor dan Toyota Avanza tidak sempat dicatat atau dihafal oleh korban. Kedua korban yang masih dalam kondisi sadar mencegat taksi dan langsung menuju Rumah Sakit Asri yang terletak kurang lebih 150 meter dari lokasi kejadian.
Motor Tama yang tergeletak di jalan kemudian diambil oleh Satpam Rumah Sakit dan dibawa di parkiran Rumah Sakit Asri, jalan Duren Tiga Raya.