Menjadi Bandung Bondowoso di Akhir Tahun

Bagi yang melalui Jalan Panjang, Jakarta Barat, untuk berangkat dan pulang kerja akan tahu apa yang sedang terjadi di sini. Setiap menjelang akhir tahun, trotoar di sisi luar ruas jalan dan trotoar pembatas jalan dibongkar untuk kemudian dipasangi coneblock baru.

Pemandangan serupa juga dapat dijumpai di ruas-ruas jalan lain di sekitar Jakarta. Sejumlah proyek tiba-tiba dikerjakan dan seperti tergesa-gesa dikerjakan menjelang akhir tahun yang kerap hujan. Akibatnya, pekerjaan kerap terbengkalai, asal selesai dikerjakan, dan tentu saja menambah kemacetan.

Bukan rahasia lagi jika menjelang akhir tahun sejumlah departemen dan instansi jorjoran menggunakan sisa anggaran yang sudah disediakan dan direncanakan pada tahun sebelumnya. Realisasi penggunaan anggaran akan menjadi ukuran pencairan anggaran tahun berikutnya. Karena itu, agak mengherankan jika Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati heran.

Jika kami tidak merealisasikan anggaran yang sudah direncanakan, anggaran tahun 2008 akan dikurangi lantaran kami dinilai tidak sanggup melaksanakan. Akhir tahun adalah kesempatan merealisasikan anggaran untuk patokan perolehan anggaran tahun 2008, ujar seorang pejabat di lingkungan Istana Kepresidenan, Jakarta.

Karena logika itulah, arus kas sejumlah departemen atau instansi pemerintah begitu deras mengalir pada akhir tahun untuk hal-hal yang sebetulnya tidak terlalu perlu. Karena itulah, realisasi belanja modal melonjak di akhir tahun mencapai 89,4 persen dari APBN-P 2007. Tahun 2006, realisasinya hanya 82,4 persen dan tahun 2005 hanya 60 persen.

Untuk dipercaya lagi dan mendapat kucuran anggaran yang lebih kurang sama, dalam sempitnya waktu, sisa anggaran lantas digunakan tanpa pikir-pikir panjang, misalnya soal penghematan. Karena itulah, mengeluarkan uang sedikitnya Rp 2,2 miliar hanya untuk biaya penginapan rombongan Istana tidak terlalu dipersoalkan.

Anggarannya masih memungkinkan. Lagi pula, tidak mudah mencari penginapan di Bali pada akhir tahun, ujar pejabat Istana yang lain.

Rombongan Istana Kepresidenan menginap di Bali dalam rangka Konferensi Tingkat Tinggi tentang Perubahan Iklim (COP-13/UNFCCC) di Nusa Dua, Bali. Rombongan menginap di Four Seasons Resort, Jimbaran, yang menghadap pantai dengan kuburan kapur di sekitarnya.

Biaya setidaknya Rp 2,2 miliar itu dihitung berdasarkan jumlah kamar yang dipesan dikalikan harga yang ditetapkan resort, seperti dicetak dalam brosur. Bersama sekitar 80 orang anggota rombongan utama, pihak Istana Kepresidenan menyewa lima private estate dan 39 vila.

Biaya menginap masing-masing private estate dengan tiga tempat tidur yang dikelilingi taman dan kolam itu sesuai dengan tarif dalam brosur resort adalah 2.600 dollar Amerika Serikat per malam. Biaya vila dengan satu tempat tidur dan pemandangan laut lepas 700 dollar AS per malam.

Dengan perhitungan itu, biaya per hari seluruh anggota rombongan kepresidenan adalah 13.000 dollar AS (2.600 x 5) ditambah 27.300 dollar AS (700 x 39), atau 40.300 dollar AS. Dengan kurs Rp 9.200 per dollar AS, biaya menginap per hari rombongan adalah Rp 370.760.000.

Dengan hitungan menginap lima hari, biaya yang harus dikeluarkan untuk penginapan sebesar Rp 1.853.800.000. Dengan kepatuhan membayar pajak 21 persen, total biaya penginapan lima hari di Four Seasons Resort mencapai Rp 2.243.098.000 (Rp 2,2 miliar).

Jadi Bandung Bondowoso
Biaya akan lebih besar lagi jika ditambah layanan resort lainnya, seperti laundry, makan, dan ruang pertemuan.

Penggunaan anggaran di lingkungan Istana merupakan contoh bagaimana aparat pemerintah mendadak bisa menjadi Bandung Bondowoso.

Jika Bandung Bondowoso melakukan kegiatan produktif membangun seribu candi dalam semalam, aparat melakukan kegiatan konsumtif untuk menghabiskan anggaran dalam semalam.

Karena itu, kecurigaan atas derasnya arus kas dalam semalam itu pantas diletakkan. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah ditugaskan mengaudit sejumlah kecurigaan. Tentu saja mengungkap kecurigaan butuh waktu lebih dari semalam karena banyaknya akal-akalan aparat pemerintahan. (WISNU NUGROHO)

Sumber: Kompas, 3 Januari 2008

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan