Minta Polisi Lebih Peka pada Keadilan
SBY saat Rapim Polri
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta Polri lebih peka dan sensitif terhadap rasa keadilan. Polri diminta menghindari diskriminasi dan punya kesetiakawanan terhadap yang lemah.
Presiden mengatakan, keadilan harus ditegakkan melebihi penegakan hukum. ''Hukum dan keadilan serupa, tapi tak sama. Yang kita tuju adalah justice,'' kata SBY saat membuka rapat pimpinan (rapim) Polri di Mabes Polri, Jakarta, kemarin. Rapat pimpinan itu diikuti para perwira tinggi dan menengah Mabes Polri serta Kapolda di seluruh Indonesia.
SBY mencontohkan seorang PNS (pegawai negeri sipil) golongan rendah yang mengaku melakukan korupsi Rp 1 juta. Setelah diteliti, pegawai itu terpaksa korupsi karena istri dan anak-anaknya sakit. Contoh korupsi itu harus dibedakan dengan pejabat yang mengorupsi uang negara Rp 10 miliar.
SBY mengatakan, mengambil uang negara Rp 1 juta jelas keliru. Namun, perlakuannya tetap tidak sama dengan orang yang mengantongi Rp 10 miliar untuk kesenangan pribadi. ''Mata hati kita harus peka dan sensitif melihat hal seperti ini,'' pesan SBY.
Presiden juga meminta perwira tinggi Polri bersikap lebih profesional dan menjaga norma, kode etik, dan perilaku. SBY menambahkan, para anggota kepolisian akan kebingungan jika perwira tinggi tak memberi contoh yang baik. ''Masyarakat juga akan menggunjing jika ada perilaku aneh dan tidak sepatutnya,'' kata SBY.
Mantan Menko Polkam itu menambahkan, Polri juga harus memerangi kejahatan transnasional, seperti narkotika, terorisme, sindikat pencurian uang negara, dan penyelundupan manusia. Kejahatan besar, seperti korupsi dan penggelapan pajak, juga harus ditindak. ''Jangan lupa, korupsi, kejahatan pajak, ngemplang utang yang ditanggung rakyat, itu tidak boleh dibiarkan. Sebab, itu menyangkut rasa keadilan kita,'' ujar presiden. (sof/dwi)
Sumber: Jawa Pos, 9 Februari 2010