Nazaruddin Melawan
Sebut Tiga Politikus Terlibat Suap
Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin mulai melawan. Dia menyatakan tidak akan pulang ke Indonesia sebelum ditetapkan sebagai tersangka.
Selain itu, Nazaruddin juga menyebut beberapa politikus terlibat langsung dalam kasus suap pembangunan Wisma Atlet SEA Games 2011 di Palembang. Tiga politikus yang kemarin disebutnya terlibat adalah Angelina Sondakh dan Mirwan Ali —keduanya dari Demokrat— serta I Wayan Koster dari PDIP.
“Yang bermain anggaran di Sesmenpora itu Ibu Angelina (Sondakh) dan Pak Wayan Koster serta pimpinan Badan Anggaran (DPR) Pak Mirwan Amir,” kata Nazaruddin dari persembunyiannya di Singapura, Jumat (17/6).
Nazaruddin menegaskan dirinya tidak tersangkut kasus suap pembangunan wisma atlet SEA Games 2011 di Palembang yang proyeknya ditangani oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Dalam kasus ini, Komisi Pemberantasan Korupsi telah menahan tiga tersangka yang tertangkap tangan tengah melakukan suap, yakni Sekretaris Menpora Wafid Muharam, direktur marketing PT Duta Graha Indah Muhammad El Idris selaku kontraktor, serta broker proyek Mindo Rosalina Manullang.
Nama Nazaruddin awalnya disebut oleh Mindo Rosalina, yang merupakan bekas stafnya di PT Anak Negeri. Sejak itu, kasus ini menggelinding liar.
Angelina dan Wayan Koster membantah terlibat dalam kasus tersebut. Keduanya mengaku tidak tahu menahu.
Namun Fraksi Partai Demokrat (FPD) DPR tetap akan memanggil Angelina Sondakh dan Mirwan Amir —keduanya anggota Komisi X dari FPD. Pemanggilan itu untuk meminta keterangan keduanya terkait pengakuan Nazaruddin.
”Kami tentu akan memanggil Angelina Sondakh, Mirwan Amir, dan semua yang disebutkan Nazaruddin. Kami tidak ingin ini menjadi rumor,” ujar Sekretaris FPD DPR, Saan Mustopa, kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (17/6).
Menurut Nazaruddin, Angelina Sondakh sudah menceritakan semuanya dalam pertemuan dengan tim investigasi Partai Demokrat beberapa waktu lalu, yang dihadiri antara lain oleh Ketua FPD Jafar Hafsah, Max Sopacua, Ruhut Sitompul, Benny K Harman, Edi Sitanggang, Mirwan Amir, Mahyudin, dan Nazaruddin.
”Bohong kalau mereka bilang tidak tahu. Saya bukan lempar isu tapi fakta yang sebenar-benarnya,” kata Nazaruddin.
Namun, elite Partai Demokrat (PD) dengan segera membantah tudingan Nazaruddin itu. Ketua Departemen Kominfo PD Ruhut Sitompul dan Wakil Ketua FPD Sutan Bathoegana membantah pernah mendengar pengakuan Angelina Sondakh soal suap Kemenpora. Padahal menurut Nazaruddin, Angie di dalam rapat tim investigasi internal PD telah mengungkap semuanya.
Bantahan juga disampaikan Mindo Rosalina Manullang yang diyakini tahu persis alur uang suap wisma atlet. ”Tidak ada,” ujar Mindo ketika ditanya mengenai adanya aliran dana ke Angelina. Hal tersebut disampaikannya usai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jumat (17/3) malam.
Terpisah, kuasa hukum Nazaruddin, Otto Cornelius (OC) Kaligis menyatakan dirinya tidak akan mewakili kliennya untuk memenuhi panggilan pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kaligis menegaskan, dirinya tidak diwajibkan menghadap tim penyidik KPK.”Saya tidak punya kewajiban,” ujar Kaligis, Jumat (17/6).
Dia mengungkapkan, Kamis malam dirinya menemui mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu di Singapura. Ia telah menerima kuasa dari Nazaruddin sebagai penasihat hukum.
Soal keterangan kliennya yang menyebut keterlibatan tiga anggota DPR dalam kasus suap Sesmenpora, Kaligis menolak berkomentar. Ia mengaku ada kesepakatan bahwa keterlibatan pihak lain baru akan diungkap apabila Nazaruddin ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK.
Mantan pengacara Anggodo Widjojo ini enggan menjawab ketika ditanya kapan kliennya akan kembali ke Tanah Air.
”Ada semacam kesepakatan kami tidak akan buka sampai pada waktunya. Tidak akan buka kalau dia (Nazaruddin) tidak jadi tersangka. Banyak tikus-tikus politikus yang masuk dalam kasus ini,” ungkapnya.
Nazaruddin beberapa kali mangkir dari panggilan KPK terkait kasus suap wisma atlet dan suap proyek revitalisasi sarana dan prasaran pendidikan di Ditjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) Kementerian Pendidikan Nasional.Nazaruddin terbang ke Singapura pada 24 Mei lalu atau sehari sebelum dicegah ke luar negeri oleh KPK.
Makin Rugi
Ketua DPP Partai Demokrat Didi Irawadi Syamsudin mengatakan, semakin lama Nazaruddin berada di Singapura maka semakin rugi yang bersangkutan.
Karena itu DPP mengimbau agar Nazaruddin segera kembali supaya kasus yang ditangani oleh KPK saat ini menjadi jelas.
”Jika dia kembali secepatnya, dia bisa mengklarifikasi persoalan dan membela diri,” kata Didi usai menjadi pembicara dalam Workshop Antikorupsi di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Purwokerto, Kamis (16/6).
Menurutnya, belum kembalinya Nazaruddin sangat tidak menguntungkan bagi dua belah pihak, yakni Nazaruddin sendiri dan Partai Demokrat. ”Karena akan berkembang spekulasi yang tidak baik bagi tubuh partai,” katanya.
Sementara itu, kemarin KPK menggelar rekonstruksi terhadap kasus suap Wisma Atlet SEA Games Palembang di sejumlah tempat di Jakarta.
Di antaranya adalah Kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga, Restoran Arcadia Senayan, kantor PT Duta Graha Indah di Jalan Hasanudin, serta kantor PT Anak Negeri di Jalan Warung Buncit.
Juru bicara KPK Johan Budi SP menjelaskan, beberapa tempat itu memiliki kaitan dengan kasus suap tersebut. Rekonstruksi dimulai pukul 09.00.
Menurutnya, rekonstruksi itu bertujuan untuk menggambarkan proses penangkapan tiga tersangka yang sedang melakukan transaksi suap di kantor Sesmenpora, Wafid Muharam.
Selain Wafid, tersangka lainnya adalah salah satu petinggi PT Duta Graha Indah Muhammad El Idris dan Mindo Rosalina Manullang. Ketiganya ditangkap dengan barang bukti cek senilai Rp 3,2 miliar. (K32,J22,rj,dtc,ant-43)
Sumber: Suara Merdeka, 18 Juni 2011