Pejabat BI dan BPK Dipanggil

Badan Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat memanggil pejabat Bank Indonesia dan Badan Pemeriksa Keuangan pada awal masa sidang. Pejabat kedua lembaga itu akan dimintai keterangan terkait dengan aliran dana Bank Indonesia senilai Rp 31,5 miliar ke anggota Komisi Keuangan DPR periode 1999-2004.

Pejabat Bank Indonesia dipanggil karena mengucurkan dana, sedangkan BPK selaku pelapor ke KPK (Komisi Pemberantasan korupsi), kata Ketua Badan Kehormatan Irsyad Sudiro ketika dihubungi Senin lalu.

Saat ini, tutur Irsyad, Badan Kehormatan telah menyelesaikan transkrip rekaman rapat Komisi Keuangan periode lalu. Transkrip dibatasi hanya pada rapat pada 2004. Sesuai dengan pengaduan, katanya. Tidak harus total, tapi menggunakan metode sampel.

Secara terpisah, Wakil Ketua Badan Kehormatan Gayus Lumbuun mengatakan yang dipanggil antara lain Kepala Biro Deputi BI dan Deputi Gubernur Aulia Pohan. Aulia akan dimintai keterangan apabila penjelasan dari Bank Indonesia belum memadai.

Menurut Gayus, KPK telah mendapatkan fakta yuridis dari pengakuan pejabat Bank Indonesia. Adapun BPK telah mendapatkan fakta yuridis berupa hasil audit keuangan. Badan Kehormatan, kata dia, mendukung temuan kedua lembaga tersebut.

BPK, ujar Gayus, menemukan rekayasa laporan keuangan dengan nilai lebih dari Rp 100 miliar. Rekayasa laporan keuangan terkait dengan aliran dana dari Yayasan Pengembangan Perbankan Indonesia (YPPI).

Gayus mengatakan uang Bank Indonesia kala itu diberikan kepada orang-orang yang berwenang di Komisi Keuangan. YPPI memberikan tujuh cek senilai Rp 31,5 miliar untuk kepentingan diseminasi ke DPR. Tim sosialisasi mengeluarkan enam tanda terima. Dua cek dijadikan satu tanda terima.

Menurut Gayus, Bank Indonesia mencairkan dana itu sebanyak tujuh kali. Data itu tak menjelaskan sistematika penyaluran dari BI ke anggota DPR. Pencairan dana dilakukan tim sosialisasi yang terdiri atas Oey Hoey Tiong, Rusli Simanjuntak, dan Asnar Ashari.

Tim sosialisasi meminta dana ke YPPI. Setelah disetujui, YPPI menerbitkan cek, yang kemudian diberikan kepada tim yang sekaligus petugas lapangan. Kami mencari siapa saja yang menerima walau tidak mengaku, kata Gayus. KURNIASIH BUDI

Sumber: Koran Tempo, 2 Januari 2008

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan