Pembantaian Wartawan Dikaitkan Berita Korupsi
Pembunuhan Herliyanto, wartawan di Probolinggo, Sabtu lalu, diduga terkait dengan berita-beritanya yang mengungkap korupsi di daerah tempatnya bertugas. Polisi yakin pembantaian itu tidak terkait dengan perampokan.
Menurut rekan Herliyanto, yang juga wartawan di Probolinggo, almarhum memang sering menulis penyelewengan yang dilakukan oleh aparat desa di Kecamatan Tiris.
Pada 2004, misalnya, dia menulis penyelewengan beras untuk rakyat miskin. Polisi kemudian menyelidiki penyelewengan itu dan berhasil memenjarakan kepala desa tersebut. Saya yakin kematian Heri terkait dengan tulisan-tulisannya, kata seorang wartawan di Probolinggo yang enggan disebut namanya itu.
Herliyanto, yang pernah bekerja di tabloid Jember News Visioner dan Radar Surabaya, dibunuh Sabtu lalu. Ia ditemukan tewas di jalan setapak di kawasan hutan jati Klenang, Desa Tarokan, Kecamatan Banyuanyar. Saat ditemukan, korban tengkurap sekitar 30 meter dari sepeda motornya. Ususnya terburai.
Aliansi Jurnalis Independen melihat adanya kemungkinan motif pembunuhan Herliyanto adalah soal berita yang ditulisnya. Besar kemungkinan soal pemberitaan meski tidak tertutup kemungkinan ada soal lain, kata Abdul Manan, Sekretaris Jenderal AJI, kemarin. Untuk memastikan motif tersebut, AJI Cabang Malang akan menyelidiki lebih lanjut. Kalau motifnya soal pemberitaan, kami akan mendorong polisi untuk menuntaskannya.
Kepolisian Resor Probolinggo saat ini meminta keterangan dari delapan saksi. Dari hasil pemeriksaan saksi, pengolahan tempat kejadian perkara, dan analisis barang bukti, polisi mengerucutkan motif pembunuhan menjadi tiga. Soal apa saja motif tersebut, Polisi enggan membeberkannya. Yang jelas bukan perampokan karena harta benda korban ditemukan di tempat kejadian, kata Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Probolinggo Samsul Arifin kepada Tempo kemarin. BIBIN BINTARIADI
Sumber: Koran Tempo, 5 Mei 2006