Penyelesaian Proses Hukum Jangan Ditunda-tunda; KAMMI Desak Kejaksaan Tuntaskan Kasus Korupsi
Gelombang aksi unjuk rasa mendesak penuntasan seluruh kasus korupsi di Provinsi Jawa Barat terus didengungkan barisan mahasiswa. Puluhan aktivis Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Daerah Bandung untuk kesekian kalinya kembali mendatangi Gedung Sate Bandung dan Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jabar, Senin (18/7).
Mereka terus mendesak agar Kejati Jabar benar-benar serius dan bekerja cepat menuntaskan berbagai kasus korupsi di Jabar, yang penyelesaiannya terkesan terombang-ambing. Aksi kemarin bertepatan dengan kegiatan peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) di Gedung Sate yang dibuka Gubernur Jabar Danny Setiawan.
Para pengunjuk rasa sempat berupaya menemui gubernur yang usai membuka peringatan Harganas, sekira pukul 11.0 WIB, beranjak menuju Lapangan Gasibu untuk meninjau lokasi Pekan Koperasi. Namun, mahasiswa tidak berhasil menemui langsung gubernur, karena salah mengira pintu gerbang yang akan dilalui gubernur dan pejabat lainnya dengan berjalan kaki.
Mahasiswa tetap menunggu di pintu gerbang sebelah barat, sementara gubernur melalui pintu gerbang timur dan lebih cepat meninggalkan Gedung Sate sebelum mahasiswa mengetahuinya. Mahasiswa yang mencoba mengejar, gagal mendekati rombongan karena terhalang barikade petugas keamanan dalam (Kamdal) dan aparat kepolisian.
Mahasiswa akhirnya melanjutkan orasinya dan terus menyanyikan yel-yel antikorupsi. Mereka juga membagi-bagikan pamflet dan selebaran berisikan agenda tuntutan. KAMMI Bandung meneruskan aksinya dengan melakukan longmarch menuju Gedung Kejati Jabar.
Buktikan kinerja
Aksi puluhan pengunjuk rasa dimulai sekira pukul 10.00 WIB. Kali ini, mereka lebih banyak melakukan aksi dengan membentangkan berbagai spanduk dan poster yang menyorot tajam kasus-kasus korupsi di Jabar. Mereka juga menyebarkan selebaran berisi tuntutan dan aspirasi mereka kepada pengendara mobil, motor maupun pejalan kaki yang lewat di depan Gedung Sate Bandung.
Kali ini, kami tidak melakukan aksi besar-besaran, tetapi sekadar untuk mengingatkan bahwa Kejati Jabar masih harus membuktikan kinerja mereka di bawah kajati yang baru. Apakah masih sama dengan yang dulu-dulu yang hanya menunda-nunda penyelesaian hukum kasus korupsi yang ada. Kejati Jabar jangan pernah takut oleh berbagai teror dan ancaman fisik dari siapa pun, tegas Ketua KAMMI Bandung Didi Rahmad Suhardi Nazar.
Beberapa poster dan spanduk yang dibentangkan para pengunjuk rasa antara lain berbunyi Satu Peti Mati untuk Satu Koruptor, Adili Para Tersangka Kaveling-Gate, Rakyat Berhemat Pejabat Korupsi, Pendidikan Mahal di Negeri Koruptor, serta Gantung Koruptor Saat Ini Juga.
KAMMI Bandung juga terus menyoroti kasus-kasus korupsi lainnya yang masih mengendap dan belum tersentuh. Kasus itu antara lain korupsi di tubuh Pemprov Jabar senilai Rp 224 miliar, dana siluman Bank Jabar, APBD senilai Rp 40,3 miliar, dan kasus korupsi pembangunan Stadion Si Jalak Harupat di Soreang, Kab. Bandung.
Atas kaitan itu, KAMMI Bandung mengusung beberapa tuntutan. Pertama, mendesak pemeriksaan terus seluruh saksi kunci korupsi kaveling-gate, dan kalau terbukti secepatnya ditetapkan sebagai tersangka. Kami juga mendesak Kejati Jabar menangani semua kasus korupsi di Jabar dengan tidak melakukan kompromi dengan koruptor yang telah memakan harta rakyat. Menyerukan kepada seluruh masyarakat Jabar untuk melakukan amar ma'ruf nahyi munkar, memberantas tindak korupsi di Jabar.(A-64)
Sumber: Pikiran Rakyat, 19 Juli 2005