Perburuan Harta Soeharto
Inilah kronologi pemburuan harta Soeharto.
21 Mei 1998
Presiden Soeharto mengundurkan diri.
1 Juni 1998
Pusat Data Bisnis Indonesia melansir kekayaan Soeharto dan keluarganya Rp 200 triliun.
3 Juli 1998
Presiden Habibie mencabut semua keputusan presiden tentang dana yayasan yang dikelola Soeharto.
1 September 1998
Kejaksaan Agung menemukan indikasi penyimpangan dana pada yayasan yang dipimpin Soeharto.
6 September 1998
Soeharto membantah di Televisi Pendidikan Indonesia: Saya tidak punya uang satu sen pun....
11 September 1998
Pemerintah Swiss bersedia membantu mencari rekening Soeharto di negerinya.
25 September 1998
Soeharto menyerahkan surat kuasa untuk mengusut harta kekayaannya ke Kejaksaan Agung.
2 Oktober 1998
Kejaksaan Agung membentuk tim beranggotakan 62 jaksa senior untuk menyelidiki kekayaan Soeharto.
13 November 1998
Sidang Istimewa MPR gagal membuat ketetapan khusus menyangkut pemeriksaan Soeharto.
21 November 1998
Presiden Habibie mengusulkan pembentukan komisi independen pengusut harta Soeharto. Usul itu kandas.
2 Desember 1998
Presiden Habibie mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 30 Tahun 1998 mengenai pengusutan kekayaan Soeharto.
7 Desember 1998
Kejaksaan Agung menemukan rekening Soeharto di 72 bank dalam negeri dengan nilai Rp 24 miliar.
9 Desember 1998
Kejaksaan Agung memeriksa Soeharto selama 4 jam.
28 Desember 1998
Menteri Negara Agraria Hasan Basri Durin mengungkapkan Keluarga Cendana atas nama pribadi dan badan hukum atau perusahaan menguasai 204.983 hektare lahan.
9 Februari 1999
Jaksa Agung melaporkan 15 kedutaan besar Indonesia tak menemukan harta kekayaan Soeharto.
19 Juni 2000
Presiden Abdurrahman Wahid menunjuk Yudhoyono (waktu itu Menteri Pertambangan dan Energi) sebagai juru runding pemerintah dengan keluarga Soeharto.
10 Mei 2006
Presiden Yudhoyono mengendapkan kasus Soeharto.
15 Mei 2006
Demo di sejumlah daerah mendesak Soeharto diadili dan hartanya dikembalikan ke negara.
17 Mei 2006
Badan Pemeriksa Keuangan siap mengaudit harta Soeharto.
Sumber: Koran Tempo, 18 Mei 2006