Pimpinan Lama KPK Pun Berkemas...
Minggu, 16 Desember 2007, Tumpak Hatorangan Panggabean yang selama empat tahun ini menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Bidang Penindakan, sibuk membereskan barang-barangnya yang masih tertinggal di Kantor KPK.
Apa yang mau dilakukan setelah ini? Saya hanya mau berlibur akhir tahun dengan cucu- cucu. Saya ini kan sudah opung-opung.
Taufiequrachman Ruki, Erry Riyana Hardjapamekas, Sjahruddin Rasul, dan Amien Sunaryadi juga tidak akan berkantor di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) lagi. Mereka dilantik 29 Desember 2003 dan kemudian bekerja di kantor yang berpindah-pindah. Akhirnya mereka memperoleh kantor di Jalan Veteran, Jakarta Pusat.
Kini, empat tahun kemudian, mereka bisa memiliki kantor sendiri yang dipenuhi peralatan-peralatan canggih. KPK telah memiliki pegawai yang berjumlah sekitar 450 orang.
Empat tahun bukan perjalanan singkat bagi Panggabean, Erry, Taufieq, Amien, dan Rasul. Banyak tekanan dan ekspektasi masyarakat yang besar yang mewarnai perjalanan karier mereka. Sebab, mereka bekerja di Indonesia yang termasuk negara terkorup di kawasan Asia, bersama Myanmar dan Kamboja.
KPK belum memiliki deputi penindakan hingga saat ini dan direktur penuntutan saja baru berhasil kami dapat tahun 2007. Jadi, tugas-tugas itu harus saya kerjakan sendiri, kata Panggabean.
Berbeda dengan pimpinan instansi lain yang selalu dikawal dengan pengawal yang banyak dan dengan mobil berbunyi nguik-nguik untuk menerjang kemacetan Jakarta, kelima pimpinan KPK ini justru tak ingin menikmati fasilitas itu. Mereka menikmati kemacetan berjam- jam di jalan. Mobil yang mereka gunakan pun bukan mobil mewah, kebanyakan dari mereka menggunakan mobil Kijang.
Bahkan, Amien Sunaryadi menggunakan mobil Kijang buatan tahun 1980-an dan baru belakangan ia menggunakan Kijang Innova. Mereka tinggal di rumah yang dibeli dengan hasil kerja keras mereka. Tak ada mobil dinas, tak ada rumah dinas.
Saya bersyukur, kami berlima telah berhasil menyelesaikan tugas selama empat tahun ini, kata Panggabean.
Tebang pilih
KPK periode pertama masih banyak dikritik oleh mereka yang melihat KPK melakukan tebang pilih. Namun, KPK periode pertama ini sedikit memberi harapan, yaitu korupsi bisa diberantas.
Beberapa hal agak mengejutkan publik, seperti penangkapan anggota KPU Mulyana W Kusumah; penangkapan beberapa pegawai MA dan Harini Wijoso, pengacara Probosutedjo; penangkapan penyidik KPK yang memeras AKP Suparman; dan penangkapan anggota Komisi Yudisial Irawady Joenoes.
Selasa 18 Desember, jabatan kelima pimpinan KPK periode pertama ini akan berakhir. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan melantik kelima pimpinan KPK periode kedua pada 18 Desember.
Pengganti kami tinggal ngegas. Kami sudah siapkan semuanya, kata Ruki berharap. Semoga harapan mereka didengar oleh kelima pimpinan KPK yang baru.
(Vincentia Hanni)
Sumber: Kompas, 18 Desember 2007