Polemik Pembubaran KPK; Marzukie Dinilai Tak Konsisten
Tindakan Ketua DPR Marzuki Alie yang membawa-bawa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait pernyataannya yang kontroversial membuahkan kritik. Marzuki dinilai tidak konsiten karena sebelumnya telah menegaskan sudah menutup polemik yang berkembang setelah wawancara di stasiun televisi.
“Kalau statement Marzuki berubah-ubah terus dan membingungkan, orang akan menilai dia mencla-mencle. Bisa-bisa besok orang akan menilai nggak penting lagilah statement Marzuki Alie. Jadi tidak akan lagi diperhatikan publik,” kata pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada, Arie Sudjito Minggu (7/8).
Menurut Arie, dibawanya SBY dalam pusaran polemik pembubaran KPK dan pemaafan koruptor, menunjukkan kekhawatiran Marzuki akan terus meluasnya isu tersebut. Gaya meminta perlindungan oleh Marzuki ke SBY ini merupakan tipologi hubungan patron-klien.
“Berlindung di balik SBY justru malah membuat blunder baru, akan memancing debat baru. Apakah benar SBY tak masalah dengan pernyataan Marzuki? Bagaimana dengan SBY yang pernah bilang akan membela KPK, dan seterusnya,” ujarnya.
Lebih jauh Arie menilai, tidak masalah seorang tokoh membuat kontroversi. Namun, kontroversi yang dibuat haruslah menggugah orang untuk berpikir kritis dan akhirnya mencerahkan. Kontroversi yang positif ini sering dilakukan Gus Dur dan Cak Nur lewat pemikiran keduanya soal Islam dan Kebangsaan.
“Lah ini (kontroversi Marzuki-red) tidak ada isinya. Bukan bikin orang berpikir malah bikin orang jengkel. Rekonsiliasi itu harus dalam ranah kebangsaan, bukan pemaafan koruptor. KPK aja kewalahan ngejar koruptor, ini kok mau dimaafkan,” katanya.
Seperti diketahui, Marzuki sempat tidak mau diwawancara wartawan seputar polemik pembubaran KPK dan pemaafan koruptor dengan alasan sudah dijelaskan lewat wawancara di stasiun televisi.
“Tidak ada lagi ceritanya, semuanya sudah selesai,” kata Marzuki Ali sebelum mengikuti buka puasa bersama di Istana Negara, Jl Veteran. Namun, selang dua hari, saat ia mengundang SBY buka puasa bersama di rumah dinasnya, Marzuki malah memunculkan kembali isu tersebut dengan mengatakan Presiden yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat itu tidak masalah dengan pernyataannya.
Sulitkan Posisi
Anggota Fraksi Partai Golkar DPR Bambang Soesatyo menilai tindakan Marzuki Alie yang membawa-bawa nama Yudhoyono terkait pernyataannya menggambarkan inkonsistensi dan bisa menimbulkan kontroversi baru yang menyulitkan posisi presiden. “Dia mencoba berlindung di bawah SBY dalam jabatannya sebagai Ketua DPR,” kata Bambang terpisah.
Menurut Soesatyo, dua pernyataan Marzuki pada dua kesempatan berbeda itu justru menunjukkan Marzuki tidak konsisten di hadapan publik.
Bagi Bambang, tindakan demikian justru melecehkan 559 anggota DPR yang lain, mengingat walau Marzuki adalah anggota Partai Demokrat, namun jabatan publiknya sebagai ketua DPR melekat pada dirinya.
“Sebenarnya lembaga presiden dan DPR adalah setara. Kalau Marzuki katakan presiden tidak menyalahkan dirinya, itu artinya dia menempatkan jabatan ketua DPR di bawah presiden,” ujar Bambang.
Bambang dan sejumlah anggota DPR lintas fraksi pernah berencana menggalang mosi tidak percaya kepada Ketua DPR pasca pernyataan Marzuki tentang pembubaran KPK dan pengampunan kepada koruptor.(dtc-ant-80)
Sumber: Suara Merdeka, 8 Agustus 2011