SBY: Muhammadiyah Harus Dukung Gerakan Antikorupsi
Saya berkeyakinan, dengan basis moralitas bangsa yang kuat, korupsi akan lebih mudah diberantas dan tidak akan mudah lagi tumbuh dan berkembang.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta Muhammadiyah sepenuhnya mendukung gerakan pemberantasan korupsi. Presiden mengatakan, selama 60 tahun Indonesia merdeka, moralitas bangsa belum kukuh benar. Bahkan, di era reformasi seperti sekarang, moral bangsa belum juga membaik karena korupsi masih marak.
Saya berkeyakinan, dengan basis moralitas bangsa yang kuat, korupsi akan lebih mudah diberantas dan tidak akan mudah lagi tumbuh dan berkembang, kata Presiden kemarin ketika membuka Muktamar Muhammadiyah ke-45 di Stadion Gajayana, Malang, Jawa Timur.
Presiden mengajak peserta muktamar ikut peduli dengan memikirkan masalah akhlak dan moralitas bangsa. Saya yakin Muhammadiyah ke depan mampu berperan lebih bijak dan cerdas dalam menyikapi segala tantangan baru dan merumuskan solusinya, ujarnya, disambut tepuk tangan meriah sekitar 12 ribu warga Muhammadiyah yang memadati stadion.
Selain Ketua PP Muhammadiyah Syafi'i Ma'arif, hadir dalam pembukaan antara lain Menteri Agama Maftuh Basyuni, Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, mantan presiden Abdurrahman Wahid, mantan Ketua PP Muhammadiyah Amien Rais, Ketua Umum Nahdlatul Ulama Hasyim Muzadi, Gubernur Imam Utomo, beberapa menteri, serta perwakilan sejumlah negara sahabat.
Presiden mengingatkan pula, dibutuhkan kekuatan moral dan keberanian untuk melakukan aksi nyata dalam memberantas masalah besar lainnya. Masalah besar itu antara lain penyelundupan, perdagangan anak, dan kejahatan narkoba.
Sebelumnya, dalam sambutan pembuka, Syafi'i Ma'arif menegaskan tekad semua warga Muhammadiyah dalam memerangi korupsi. Muhammadiyah akan selalu berusaha berada di garda depan dalam mendorong terbentuknya pemerintahan yang agamis, bermoral, bersih, dan berwibawa.
Muktamar kali ini diikuti oleh 2.600 orang peserta serta sekitar 20 ribu penggembira. Pada waktu yang sama, organisasi perempuan Muhammadiyah, Aisyiyah, juga melaksanakan muktamar. Muktamar Aisyiyah diikuti sekitar 1.400 orang peserta. Semua kegiatan dua muktamar itu dipusatkan di kompleks kampus Universitas Muhammadiyah Malang, 3-8 Juli.
Sidang Tanwir Muhammadiyah dan Aisyiyah masing-masing dibuka oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syafi'i Ma'arif dan Ketua Pimpinan Pusat Aisyiyah Siti Chamamah Soeratno. Sidang ini diisi dengan pemilihan 39 nama calon Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Aisyiyah.
Selain itu, dibahas berbagai agenda yang akan dibawa ke muktamar, seperti pernyataan pikiran menjelang satu abad Muhammadiyah, program persyarikatan, dan perubahan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
Meski dibicarakan tidak secara terbuka oleh peserta muktamar, bursa ketua bakal menjadi isu menarik. Beberapa kader Muhammadiyah menilai akan terjadi tarik-menarik kekuatan antara generasi tua dan generasi muda. Generasi tua dimotori oleh Wakil Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Rosyad Soleh dan generasi muda dikomandani oleh Wakil Ketua Pimpinan Pusat Din Syamsuddin dan Sekretaris Pimpinan Pusat Haedar Nasir. Dalam seleksi, ketiga nama tersebut berada di tiga besar. ABDI PURMONO | BIBIN BINTARIADI
Sumber: Koran Tempo, 4 Juli 2005